Musim 2016/17, Don Carlo melatih Bayern Munich. Ancelotti kembali bekerja sama dengan Xabi Alonso. Di Munich, Alonso ditempatkan sebagai pivot tunggal dengan formasi 4-3-3. Alonso menguatkan lini tengah Munich bersama Arturo Vidal dan Thiago Alcantara.
Sepanjang karier kepelatihannya Don Carlo setia pada formasi empat beka dan setidaknya satu poros di lini tengah, mulai dari Andrea Pirlo dan John Obi Mikel serta Xabi Alonso. Mereka berfungsi untuk menyeimbangkan permainan.
Jika dicermati lebih mendalam dalam segi taktik Ancelotti, kita bisa menemukan bahwa sistem permainannya hampir dipengaruhi oleh pemain di lini tengah dan depan.
Kejelian Don Carlo dari segi teknis jika bisa dilihat dari caranya dalam hal perubahan permainan. Ia kerap dituding pasif dalam permainan dan pergantian pemain.
Namun seperti dikutip dari coachesvoice, di dua kompetisi LaLiga dan Liga Champions, Ancelotti melakukan tiga pergantian pemain dengan presentase 69 persen. Dengan kata lain, ia mencoba mengubah permainan timnya melalui perubahan taktik setidaknya dalam dua dari tiga pertandingan.
Faktanya segi teknis ini membuat Real Madrid besutan Ancelotti musim ini mampu mendominasi penguasaan bola hanya dalam 75 persen permainan mereka di tiga kompetisi utama, Liga Champions, Laliga dan Copa del Rey.
Di musim ini juga bersama Real Madrid, Ancelotti menggunakan formasi 4-3-1-2 dengan menempatkan Jude Bellingham sebagai pemain nomor 10.