Benarkah Peraih 31 Gelar Juara Carlo Ancelotti Tak Jago Teknis?

Galih Prasetyo Suara.Com
Kamis, 09 Januari 2025 | 22:23 WIB
Benarkah Peraih 31 Gelar Juara Carlo Ancelotti Tak Jago Teknis?
Kolase Carlo Ancelotti dan Arya Sinulingga [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di awal kariernya Ancelotti sangat percaya pada formasi 4-4-2. Dua tahun formasi itu digunakan Ancelotti di Juventus dalam rentang waktu 1999 hingga 2001. Ia kemudian beralih ke formasi 4-2-3-1.

Real Madrid Disikat AC Milan, Carlo Ancelotti Kibarkan Bendera Putih? [Instagram Real Madrid]
Real Madrid Disikat AC Milan, Carlo Ancelotti Kibarkan Bendera Putih? [Instagram Real Madrid]

Formasi ini yang kemudian membuat seorang Zinedine Zidane tunjukkan kapasitas dan kehebatannya sebagai seorang maestro lapangan tengah.

"Di Juventus, bersama Zidane saya mulai memahami bahwa lebih baik beradaptasi dengan para pemain," kata Ancelotti.

"Ketika saya mulai melatih, saya memiliki ide yang jelas dan tidak mau beradaptasi. Di Parma, Roberto Baggio ingin bermain sebagai pemain nomor 10 dan saya tidak mau mengubah sistem. Ia pindah ke tim lain. Saya salah jadi saya mulai beradaptasi," tambahnya.

Taktik 4-3-2-1 kembali dipakai oleh Ancelotti saat melatih AC Milan. Hasilnya ia memberikan 8 gelar juara kepada Il Diavolo. Jika di Juventus ada Zidane, di Milan, Ancelotti mengandalkan sosok Andrea Pirlo.

Kepiawaian Ancelotti ialah mampu beradaptasi dengan pemain yang ia dapatkan saat melatih satu klub. Saat melatih di Chelsea. Saat di The Blues, Ancelotti dihadapkan pada pilihan Frank Lampard dan Michale Ballack.

Kedua pemain ini sangat unggul dalam hal box to box. Namun butuh pemain yang bisa menyemimbangkan lapangan tengah, Ancelotti pun tunjukkan kehebatannya dari segi teknis dengan menempatkan John Obi Mikel untuk bermain di belakang Lampard dan Ballack. Di Chelsea, Don Carlo mengusung formasi 4-1-2-1-2. Dua gelar ia berikan kepada The Blues.

Dua tahun di Liga Inggris, Don Carlo pindah ke Ligue 1 dan melatih PSG. Di tim kaya Prancis itu, Don Carlo kembali mengusung formasi 4-2-3-1. Di PSG, Ancelotti menempatkan Javies Pastore menjadi pemain nomor 10 untuk menopang Ezequiel Lavezzi, Lucas Moura, Nenê dan Jérémy Ménez yang bermain lebih melebar.

Juni 2013, Ancelotti pindah ke Real Madrid. Ia menggantikan posisi Jose Mourinho. Di El Real, Ancelotti memilih menggunakan formasi 4-3-3. Formasi ini bagi Don Carlo sangat tepat untuk mengontrol pertahanan karena El Real punya dua winger eksplosif saat itu, Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo.

Baca Juga: Eks Ketum PSSI: Kultur Kepelatihan Shin Tae-yong Tidak Cocok dengan Pemain Timnas Indonesia

Di posisi ini, Don Carlo kembali tunjukkan kemampuannya menempatkan pemain dari segi teknis. Sosok Angel Di Maria yang seorang pemain sayap diubah jadi pemain nomor 8. Formasi 4-3-3 ini kemudian diubah Don Carlo menjadi 4-4-2.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI