Suara.com - Banyak cerita seputar pemecatan Shin Tae-yong oleh PSSI sebagai pelatih Timnas Indonesia. Pengamat sepak bola, Akmal Marhali menduga adanya konflik di tubuh Timnas Indonesia.
Konflik itu muncul sebelum laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan China pada 15 Oktober tahun lalu. Akmal dalam diskusi dengan salah satu tv swasta Indonesia menyebut bahwa benih-benih konflik itu muncul sejak Piala Asia 2023.
“Kelar melawan Bahrain ada yang aneh. Biasanya, pemain-pemain Eropa itu meminta adanya diskusi dengan pelatih untuk kepentingan strategi. Saya melihat ada ruang yang tidak dibuka oleh pelatih. Saya melihat, pemain yang meminta diskusi dianggap pelatih sebagai pembangkangan dan akhirnya ancamannya tidak dimainkan,” kata Akmal.
Shin Tae-yong kini telah dipecat. PSSI sebagai gantinya menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala dibantu oleh Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Denny Landzaat mengawali karier kepelatihan di tim U-21 AZ pada 2014. Sebagai seorang asisten pelatih, Landzaat memiliki filosifi tersendiri. Ia mengaku senang berdialog dengan pemain.
"Saya seorang pelatih yang mencari hubungan dengan para pemain. Saya pikir itu penting untuk mendukung mereka dalam perkembangan," kata Denny seperti dilansir dari cruyffinstitute.
Pria yang memegang gelar Magister Pelatihan dari Institut Johan Cruyff Amsterdam itu bilang sebagai pelatih ia terbuka dengan semua pendapat pemain.
"Saya ingin terlibat dalam diskusi dengan pemain dan saya terbuka terhadap pendapat mereka. Saya ingin menciptakan lingkungan aman buat mereka, sehingga mereka berani berbicara kepada saya tentang apapun," jelasnya.
Ditegaskan oleh Landzaat, bahwa diskusi di internal tim sangat penting untuk membantu pemain terus berkembang di tiap pertandingan.
Baca Juga: Sukacita Marc Klok PSSI Pecat Shin Tae-yong Tunjuk Patrick Kluivert
"Saya pikir hal itu sangat penting untuk mendukung pemain sebaik mungkin. Selain itu saya ialah tipikal pelatih yang mengamati, melihat dan mengawasi tiap hal detail di tim,"
"Tetapi saya ingin menempatkan tanggung jawab kepada para pemain itu sendiri dan mengharapkan untuk mengantisipasi apa yang terjadi di lapangan," sambung Denny Landzaat.