Suara.com - Kabar pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia masih jadi sorotan media di Korsel. Salah satu media Korsel, Best Eleven mengulas gesture pelatih Shin beberapa bulan sebelum dipecat PSSI.
Dalam ulasannya itu, reporter Best Eleven, Kim Tae-seok menuliskan rentang waktu tiga bulan sebelum Shin Tae-yong dilepas posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia.
"Buntut pemecatan pelatih Shin Tae-yong oleh PSSI secara tiba-tiba cukup parah," buka Kim Tae-seok di awal paragraph.
Kim mengaku bahwa ia menonton langsung dua pertandingan kandang Timnas Indonesia yakni saat dibantai oleh Jepang dan kemenangan atas Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Baca Juga: Pieter Huistra: Patrick Kluivert Ubah Identitas Timnas Indonesia
"Kalau dipikir-pikir lagi, saya terus mendeteksi beberapa sinyal aneh saat itu," ungkapnya.
Sama seperti penjelasan ketua umum PSSI Erick Thohir saat pemecatan Shin Tae-yong pada 6 Januari 2025, Kim menyebut awal masalah ialah kekalahan Indonesia di markas China.
Pada intinya penjelasan dari Kim tak jauh berbeda dengan pernyataan Erick Thohir nanun yang kemudian jadi menarik ialah saat reporter Korsel itu bertemu Shin.
Kim Tae-sok mengaku bertemu dengan Shin Tae-yong saat ia pulang kampung. Akhir Juli 2024 kata Kim ia sempat bertemu Shin di Yeongdeok. Ia mengatakan kepada Shin akan menonton pertandingan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024.
"Mendengar itu, pelatih Shin tersenyum dan berkata bahwa dia ingin kami datang di dua pertandingan Kualifikasi Piala Dunia saja. Idenya adalah agar pemain U-22 yang tampil (di Piala AFF 2024) bisa mendapatkan pengalaman di turnamen itu. Jadi ia (pelatih Shin) meminta orang-orang untuk menonton timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia dimana mereka akan tampil on fire," ungkap reporter Korsel itu.
Baca Juga: Rekam Jejak Darius Sinathrya di Dunia Sepak Bola, Ikut Vokal soal Pemecatan STY
Kim Tae-sok lalu mengatakan bertemu kembali Shin Tae-yong di Bandara International Hanoi pada 13 Desember 2024. Saat itu ia mengatakan bahwa laga melawan Vietnam merupakan pertandingan besar.
"Tapi reaksi tidak berubah. Pelatih Shin menertawakan pernyataan saya dan berkata, 'Apa yang kamu bicarakan',"
Disampaikan oleh Kim, seharusnya Shin Tae-yong tidak bereaksi seperti itu. "Tentu saja Anda tidak bisa menganggap enteng permainan yang dibebankan kepada Anda untuk dimainkan dalam kompetisi,"
"Dari sudut pandang Indonesia, Piala AFF merupakan kompetisi mereka belum bisa tunjukkan kemampuan 100 persen. Namun yang harus diingat bahwa itu bukan turnamen resmi FIFA. Akan tetapi ketika timnas tidak tampil baik, mereka menggunakan alasan itu untuk memecat dan mendatangkan Kluivert,"
"Jika Indonesia benar-benar berambisi untuk menjadi juara di Piala AFF seharusnya mereka tidak menyetujui rencana pelatih Shin untuk membawa pemain U-22. Itulah sebabnya kata pengkhianatan muncul,"