Sebagai seorang mantan pemain, Kluivert tak bisa disangkal ialah bomber haus gol dengan catatan gelar di level klub, dari Ajax hingga Barcelona.
Namun saat melakoni tugas sebagai pelatih, bisa dibilang catatan Kluivert masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Shin Tae-yong.
Tidak hanya itu, Kluivert juga memiliki catatan hitam di luar sepak bola yakni soal ia pernah tersandung masalah perjudian. Hal ini bahkan membuatnya mendapat ancaman dari geng kriminal karena utang judi mencapai 1 juta Euro.
Laporan NOS tertanggal 25 Maret 2017 dengan detail menceritakan alur kasus yang menimpa Kluivert. Kasus perjudian Kluivert sendiri awal dipublikasikan oleh media De Volkskrant.

De Volkskrant memiliki dokumen peradilan rahasia dan dari hasil investigasi mereka. Dari dokumen itu menunjukkan bahwa Kluivert berjudi di tim utama pada rentang waktu 2011 hingga 2012. Saat itu posisinya ialah pelatih tim muda FC Twente.
"Total ia membuat hampir 1100 taruhan dalam 8 bulan senilai 2,4 juta. Dia rugi banyak sekali. Namun Kluivert mendapatkan untung dengan taruhan di laga FC Twente. Ia mengantongi lebih dari 15ribu Euro," tulis NOS.
Jika dikonversi ke nilai rupiah saat ini, Kluivert habiskan uangnya mencapai Rp40 miliar dan hanya mendapatkan Rp252 juta.
Menurut De Volkskrant, bertaruh pada pertandingan klub sendiri tidak secara eksplisit dilarang saat itu. Masih dari sumber yang sama, tidak ada indikasi Kluivert terlibat dalam pengaturan skor.
Di laporan tahun 2017 itu, Kluivert telah melunasi sebagian besar utang judinya. Namun disebut ada 700ribu Euro utang judi di 2016 belum dibayarkan eks striker Newcastle United itu.
Baca Juga: Kontroversial! Rekam Jejak Kelam Patrick Kluivert, Layakkah Gantikan STY dan Latih Timnas Indonesia?
Sementara itu, laporan dari AD.nl akibat utang judi yang membengkak, Kluivert sampai diperas oleh geng kriminal di Belanda. Jaksa penuntut umum di peradilan kasus geng itu menyebut Kluivert 'pecandu judi yang diperas seperti jeruk'.