Sayangnya, Erick tidak memaparkan secara rinci apa yang sebenarnya terjadi dalam dinamika tersebut.
Ia hanya menyebutkan beberapa keputusan terkait pemain seperti Hilgers, yang jarang dimainkan setelah debutnya, serta Elkan Baggott, yang sempat berselisih dengan pihak pelatih.
Selain itu, Eliano yang sempat bergabung ke skuad hanya mendapat kesempatan bermain satu kali.
Publik pun menduga bahwa konflik-konflik semacam ini menjadi alasan di balik keputusan pergantian pelatih.
"Seperti misalnya pada saat menghadapi China ada pemain abroad, (Mees) Hilgers misalnya, tampil setelah itu gak dipake lagi kan begitu," jelasnya.
"Lalu misalnya persoalan sebelumnya dengan Elkan Baggott, atau kenapa Eliano yang sudah diambil buat main di timnas, ternyata cuma dimainkan sekali terus gak dimainkan lagi, kan begitu."
Sampai saat ini, PSSI belum memberikan pengumuman resmi mengenai pengganti Shin Tae-yong.
Namun, kabar yang beredar menyebutkan Patrick Kluivert, legenda sepak bola Belanda, sebagai kandidat terkuat untuk memimpin Timnas Indonesia ke depan.
Keputusan ini jelas membawa tantangan baru bagi sepak bola Indonesia, sekaligus meninggalkan tanda tanya besar bagi para pendukung Timnas.
Apakah pelatih baru nantinya mampu membawa stabilitas dan prestasi, atau justru menghadapi dinamika serupa? Yang pasti, transparansi dan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menjaga kepercayaan publik.