Pengamat Bongkar Penyebab Shin Tae-yong Dipecat: Yang Dikhawatirkan itu Apakah...

Selasa, 07 Januari 2025 | 16:56 WIB
Pengamat Bongkar Penyebab Shin Tae-yong Dipecat: Yang Dikhawatirkan itu Apakah...
Shin Tae-yong masih mendapat kritikan keras soal taktik-taktik yang diterapkannya. (IG Shin Tae-yong)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat sepak bola nasional, Kesit Budi Handoyo, menduga bahwa salah satu faktor utama di balik keputusan PSSI tidak melanjutkan kerja sama dengan Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia adalah kendala komunikasi.

Pelatih asal Korea Selatan ini diketahui belum menguasai bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia dengan baik selama menjabat sejak akhir 2019.

Masalah bahasa dianggap menjadi hambatan signifikan dalam proses komunikasi antara Shin Tae-yong dan para pemain, baik yang berasal dari Indonesia maupun pemain naturalisasi.

Situasi ini mengharuskan pelatih menggunakan jasa penerjemah, yang dinilai bisa menyebabkan potensi distorsi dalam penyampaian pesan.

Baca Juga: Marc Klok Hormati Shin Tae-yong Dipecat: Kami Punya Momen Tidak Baik

Menurut Kesit, keselarasan komunikasi di lapangan adalah kunci keberhasilan dalam dunia sepak bola profesional.

"Ini juga jadi salah satu kendala juga, biar bagaimana pun komunikasi itu penting," kata Kesit kepada Suara.com.

"Kalau pemain Indonesia kemudian campur dengan naturalisasi, sementara STY pakai bahasa Korea yang harus di-translate, berarti ada dua bahasa yang harus disampaikan. Kan gak mungkin, kalau bahasa Indonesia kan pemain-pemain naturalisasi belum sepenuhnya paham."

"Yang dikhawatirkan itu apakah kemudian pesannya sampai 100 persen itu ke pemain. Ya 'kan bisa saja terjadi distorsi cuma 60 persen, 80 persen, bahkan bisa lebih penyampaiannya kalau risiko menggunakan penerjemah 'kan begitu."

Shin Tae-yong, meskipun telah membawa Timnas Indonesia ke beberapa pencapaian penting, belum menunjukkan tanda-tanda serius untuk mempelajari bahasa asing yang relevan selama masa kepemimpinannya.

Baca Juga: Sehebat Apa Patrick Kluivert?

Hal ini menimbulkan tantangan besar, terutama ketika instruksi teknis yang kompleks harus disampaikan dengan jelas dan cepat kepada para pemain.

Kesit menyoroti bahwa adanya perbedaan latar belakang bahasa antara pemain lokal dan naturalisasi semakin memperumit situasi.

Dengan penggunaan bahasa Korea yang diterjemahkan, risiko penyampaian informasi yang tidak sepenuhnya akurat menjadi tinggi.

Ia berpendapat bahwa komunikasi langsung tanpa penerjemah dapat mengurangi risiko misinterpretasi dan meningkatkan efektivitas taktik di lapangan.

Meskipun PSSI tidak secara eksplisit menyebutkan kendala bahasa sebagai alasan pemutusan kerja sama, Kesit melihat ini sebagai salah satu poin evaluasi penting.

Ia menilai bahwa pesan yang disampaikan melalui penerjemah sering kali kehilangan keutuhan atau makna aslinya, yang pada akhirnya dapat memengaruhi performa tim secara keseluruhan.

Di sisi lain, PSSI belum memberikan pernyataan resmi mengenai siapa yang akan menggantikan posisi Shin Tae-yong. Namun, spekulasi menguat bahwa Patrick Kluivert, mantan bintang Timnas Belanda, menjadi kandidat terkuat.

Pelatih baru direncanakan akan diumumkan pada 12 Januari mendatang, dengan sejumlah agenda penting yang sudah menanti untuk mempersiapkan skuad di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI