Contoh lainnya ada pada masalah Elkan Baggott. Alih-alih merampungkan masalah itu, Shin Tae-yong justru mengabaikan bek berusia 22 tahun itu sejak Juni 2024.
4. Kegagalan di Piala AFF 2024

Banyak yang menilai kegagalan di Piala AFF 2024 tak bisa begitu saja dibebankan kepada Shin Tae-yong, karena skuad yang digunakan mayoritas adalah pemain U-22.
Namun, keputusan menggunakan pemain U-22 itu disebut-sebut merupakan kesepakatan antara PSSI dan Shin Tae-yong karena sebagai proyeksi untuk SEA Games 2025.
Masalah ini kian pelik dengan komentar Shin Tae-yong yang menyebut bahwa dirinya bisa menjadi juara andai bisa menurunkan pemain senior pasca disingkirkan oleh Filipina.
5. Masalah Taktik
Meski mampu mengangkat prestasi Timnas Indonesia, Shin Tae-yong masih mendapat kritikan keras soal taktik-taktik yang diterapkannya.
Salah satunya adalah permainan bertahan yang terus-menerus ditampilkan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia.
Selain itu, Shin Tae-yong juga dianggap tak mampu membuat lini serang Timnas Indonesia menjadi tajam, kendati dirinya sudah mendatangkan pelatih striker.
Baca Juga: Marc Klok Soal STY Dipecat: Ada Sukses, Ada Tidak Sukses
(Felix Indra Jaya)