
Masalah komunikasi atau masalah bahasa menjadi dosa Shin Tae-yong paling besar selama lima tahun melatih Timnas Indonesia.
Masalah ini kerap menjadi sorotan karena Shin Tae-yong menggunakan dua penerjemah, yakni penerjemah bahasa Indonesia dan penerjemah bahasa Inggris.
Karena masalah bahasa dan komunikasi ini, Shin Tae-yong dianggap tak maksimal dalam menyampaikan taktiknya, meski dirinya memiliki dua penerjemah.
2. Hasil Minor Kontra Bahrain dan China

Salah satu dosa Shin Tae-yong yang sulit dilupakan publik adalah mengenai hasil minor saat melawan Bahrain dan China pada Oktober 2024 di lanjutan grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sebelum dua pertandingan tersebut, Timnas Indonesia percaya diri bisa menang. Alih-alih menang, skuad Garuda justru ditahan imbang Bahrain lewat gol menit akhir.
Kemudian Shin Tae-yong pun makin dicecar karena bereksperimen di laga kontra China, sehingga Timnas Indonesia harus menelan kekalahan dengan skor 1-2.
3. Manajemen Pemain

Sebagai pelatih, Shin Tae-yong diwajibkan bisa memaksimalkan pemain yang dimilikinya. Hanya saja, belakangan eks pelatih Timnas Korea Selatan ini dianggap melakukan blunder dalam pemilihan pemain.
Baca Juga: Marc Klok Soal STY Dipecat: Ada Sukses, Ada Tidak Sukses
Sebagai contoh adalah masalah Eliano Reijnders, di mana PSSI yang mengebut proses naturalisasinya, justru tak dilirik dan diasingkan oleh Shin Tae-yong dalam beberapa laga terakhir.