5 Dampak Buruk Shin Tae-yong Dipecat, Kalau Tahu Ini Suporter Timnas Indonesia Bakal Ngamuk Deh

Minggu, 05 Januari 2025 | 15:15 WIB
5 Dampak Buruk Shin Tae-yong Dipecat, Kalau Tahu Ini Suporter Timnas Indonesia Bakal Ngamuk Deh
Shin Tae-yong disebut posisinya sedang terpojokkan. (Instagram/@shintaeyong7777)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rumor pemecatan Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia semakin santer diperbincangkan. Kritik terhadap performa tim di Piala AFF 2024 membuat beberapa pihak mendesak pergantian pelatih.

Bahkan, media asal Italia, TuttoSport, menyoroti taktik permainan Shin Tae-yong yang dinilai kurang efektif dan terlalu berfokus pada fisik serta stamina pemain.

Namun, jika PSSI benar-benar mengambil langkah ini, ada konsekuensi besar yang harus dihadapi.

Berikut adalah lima alasan mengapa pemecatan Shin Tae-yong bisa merugikan Timnas Indonesia.

Baca Juga: Media Korea: Shin Tae-yong Sedang Terpojok

1. Menghambat Progres Timnas Indonesia

Sejak bergabung dengan Timnas Indonesia, Shin Tae-yong melakukan transformasi besar, termasuk memberi kesempatan kepada pemain muda untuk berkembang.

Nama-nama seperti Marselino Ferdinan dan Pratama Arhan muncul sebagai talenta menjanjikan di bawah asuhannya.

Jika pelatih asal Korea Selatan ini diberhentikan, ada kemungkinan proses pembangunan tim yang telah berjalan akan terhenti. Belum tentu pelatih baru akan melanjutkan strategi yang sama, sehingga bisa mengganggu stabilitas perkembangan tim.

2. Harmonisasi Timnas Indonesia

Baca Juga: Profil Mitchel Bakker, Bek LOSC Lille Keturunan Indonesia yang Didekati PSSI, Kakeknya Maluku

Shin Tae-yong bukan sekadar pelatih, tetapi juga figur yang dekat dengan para pemain. Kedekatan ini terjalin sejak ia menangani Timnas U-19, yang kini menjadi tulang punggung tim senior. Hubungan ini menciptakan atmosfer yang kondusif bagi para pemain.

Jika ada pergantian pelatih, dibutuhkan waktu bagi pengganti Shin Tae-yong untuk beradaptasi dan membangun koneksi dengan para pemain.

Hal ini bisa berpengaruh pada performa tim di tengah jadwal pertandingan yang padat.

3. Belajar dari Negara Lain

Sejarah membuktikan bahwa pergantian pelatih di tengah jalan tidak selalu membawa dampak positif.

Arab Saudi, misalnya, mengalami kesulitan setelah memecat Roberto Mancini. Pergantian ke Herve Renard tidak serta-merta meningkatkan performa mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2026 maupun Piala Teluk 2024.

Vietnam juga menghadapi tantangan saat transisi dari Philippe Troussier ke Kim Sang-sik.

Butuh waktu bagi mereka untuk beradaptasi dengan strategi baru, sesuatu yang bisa menjadi ancaman bagi Timnas Indonesia jika memutuskan mengganti Shin Tae-yong sekarang.

4. Gagal Lolos

Saat ini, Timnas Indonesia masih dalam perjuangan menuju Piala Dunia 2026 dengan empat laga tersisa di putaran ketiga Kualifikasi zona Asia.

Menghadapi lawan berat seperti Australia, Bahrain, China, dan Jepang, konsistensi dalam strategi sangat penting.

Pergantian pelatih di momen krusial ini bisa menjadi perjudian besar karena tidak ada jaminan pelatih baru mampu membawa tim meraih hasil lebih baik dalam waktu singkat.

5. Pesangon

Shin Tae-yong baru saja menandatangani kontrak jangka panjang dengan PSSI hingga Juni 2027.

Kontrak ini diberikan mengingat peran pentingnya dalam membawa Timnas Indonesia ke berbagai turnamen besar, termasuk Piala Asia 2027.

Jika PSSI memutuskan untuk mengakhiri kerja sama lebih awal, mereka harus membayar pesangon dalam jumlah besar, yang bisa menjadi beban finansial bagi federasi.

Memecat Shin Tae-yong bukanlah keputusan yang bisa diambil tanpa pertimbangan matang.

Risiko besar mulai dari terganggunya perkembangan tim, kehilangan harmonisasi skuad, hingga ancaman gagal lolos ke Piala Dunia 2026 harus diperhitungkan.

Selain itu, beban finansial akibat pesangon yang tinggi juga menjadi faktor penting. PSSI harus menimbang dengan cermat sebelum membuat keputusan yang dapat memengaruhi masa depan sepak bola Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI