Suara.com - Pada 2018 keputusan berani diambil oleh pemain Timnas Indonesia, Thom Haye. Pemain kelahiran Amsterdam itu memutuskan untuk hijrah dari Belanda menunju ke Italia.
Thom Haye dari Willem II menuju ke Lecce. Saat itu Giallorossi--julukan Lecce rekrut Haye dengan kontrak dua tahun. Lecce kala itu masih berkompetisi di Serie B dan dilatih oleh eks pemain Lazio, Fabio Liverani.
Di awal kedatangannya, sejumlah media lokal Lecce memberikan ulasan positif dengan gaya main Thom Haye. Salah satu media Italia, leccezionale.it pada 2018 memuji teknik Haye sebagai seorang gelandang.
"Haye adalah pemain muda dengan harapan besar," tulis media lokal Lecce saat itu.
Baca Juga: Pelatih Venezia: Jay Idzes Akan Bungkam Romelu Lukaku
"Ia membuktikkan dirinya sebagai seorang playmaker saat membela Willem II. Bermain di lini tengah, ia tunjukkan kemampuannya. Punya visi bermain baik dengan umpan panjang untuk winger, menjaga lubang di area lawan dan presisi dalam umpan silang dan kaki kanannya bagus," ulas media itu.
Thom Haye bahkan disebut sebagai seorang metronom di Lecce. "Teknis bagus dan kreatif. Mungkin kecepatannya sedikit lambat. Dia pasti terbiasa dengan kondisi sepak bola Italia,"
Sayangnya ulasan positif dari media lokal Lecce itu tak berjalan semestinya. Karier Haye di Lecce terbilang singkat.
Dari kontrak dua tahun, Haye hanya menjalani semusim. Fabio Liverani pun hanya memberikan 13 pertandingan untuk Haye bersama Lecce.
Baru-baru ini kanal Youtube miliknya, Haye mengaku agak menyesali perjalanan kariernya. Ia merasa seharusnya bisa bekerja lebih keras lagi.
Baca Juga: Pamer Video Ole Romeny, Erick Thohir: Merah Putih di Panggung Dunia
"Karena saya adalah contoh sempurna dari seseorang yang akan mengatakan jika saya bekerja lebih banyak ketika saya masih muda, saya bisa mengambil langkah berbeda," ujar Thom Haye.
"Ketika saya masih muda, saya bisa jadi sangat malas. Dan sering kali saya bisa menyelamatkan diri dalam situasi tertentu karena saya punya bakat," jelasnya.