Ragnar Oratmangoen: Hidup Ayah Saya Susah

Rabu, 11 Desember 2024 | 14:29 WIB
Ragnar Oratmangoen: Hidup Ayah Saya Susah
Ragnar Oratmangoen dikabarkan sepakat gabung klub Belgia, tinggal tes medis saja. (Instagram/0ratmangoen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyerang Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen, menceritakan kisah pilu yang dialami ayahnya, Philip Oratmangoen, saat berada di Belanda.

Kisah ini disampaikan oleh penyerang berusia 26 tahun tersebut saat diwawancarai media Belanda, De Stentor, beberapa tahun silam.

Dalam wawancaranya, Ragnar Oratmangoen menceritakan pengalaman getir yang dirasakan keluarganya, terutama sang ayah, yang berasal dari Maluku.

“Saya setengah Belanda, setengah Maluku,” buka penyerang yang kini membela klub kasta teratas Belgia, FCV Dender itu.

Baca Juga: Hiroki Kasahara, Wasit Timnas Indonesia vs Laos Bikin Shin Tae-yong Naik Darah!

“Ayah saya lahir di sini, di kamp Nistelrode. Sambutan mereka di Belanda tidak menyenangkan, mereka mengalami tahun-tahun yang sulit,” lanjut Ragnar.

Sekadar informasi, kamp Nistelrode adalah sebuah pemukiman di Belanda yang menampung masyarakat Maluku saat hijrah ke negeri Kincir Angin pasca kemerdekaan.

Tahun-tahun sulit yang dirasakan ayah Ragnar di Belanda juga tak lepas dari hadirnya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di negeri Kincir Angin itu pada tahun 1970 an.

Penyerang Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen. [Dok. Instsagram@0ratmangoen]
Penyerang Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen. [Dok. Instsagram@0ratmangoen]

Salah satu pemberontakan yang terkenal adalah pembajakan kereta api di De Punt pada tahun 1977, yang kemudian difilmkan oleh sutradara bernama Hanro Smistman.

“Hal ini (kehidupan sulit sang ayah) semakin meningkat seiring dengan pembajakan, namun ceritanya lebih jauh dari film itu (De Punt),” beber Ragnar.

Baca Juga: Hitung-hitungan Timnas Indonesia Lolos ke Final Piala AFF 2024, Sangat Mudah?

Saat diwawancarai oleh media Belanda lainnya, Ragnar juga menceritakan kesulitan sang ayah lainnya selama berada di negeri Tulip itu.

Eks penyerang FC Groningen itu mengaku bahwa sang ayah pernah tak diakui sebagai warga negara Belanda, kendati lahir dan besar di sana.

“Meskipun ayah saya lahir di sini, dia sudah lama tidak memiliki kewarganegaraan. Ada tanda bintang di paspornya,” cerita Ragnar dikutip dari Leeuwarder Courant.

“Akibatnya dia bukan warga negara Belanda sepenuhnya, contohnya tidak punya hak memilih,” tambahnya.

Setelah mengalami kesulitan itu, akhirnya sang ayah mendapat kewarganegaraan Belanda yang jadi tanah kelahirannya.

“Butuh waktu setahun sebelum ia benar-benar memperoleh kewarganegaraan Belanda, ia harus mengirimkan surat resmi kepada Ratu (Belanda) untuk itu,” pungkasnya.

Sebagai informasi tambahan, kakek dan nenek Ragnar Oratmangoen yang dulunya merupakan mantan pegawai atau serdadu KNIL pada masa kolonial Belanda.

Dikutip dari SatuMaluku, kakek dan neneknya itu berasal dari Kampung Fordata, Kabupaten Tanimbar, Provinsi Maluku.

Kemudian usai masa kolonial Belanda, kakek dan neneknya hijrah ke Belanda dan melahirkan Philip Oratmangoen.

Disebutkan bahwa kakek dan nenek Ragnar memiliki anak yang lahir di Indonesia dan memiliki kerabat dekat seperti Dubes RI di China, Djauhari Oratmangun, musisi Dharma Oratmangun, dan juga mantan Bupati Maluku Tenggara Barat, S.J Oratmangun.

(Felix Indra Jaya)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI