Suara.com - Pemain Timnas Indonesia, Nathan Tjoe-A-On sempat mengalami situasi tak sedap saat berkarier di Belanda.
Nathan Tjoe-A-On yang mengawali karier di akademi Excelsior sempat tak pernah dilirik oleh pelatih keturunan Indonesia.
Setelah menimba ilmu di akademi Excelsior, Nathan kemudian bertahap masuk ke tim U-19 hingga U-19 dan pada akhirnya tembus ke tim utama pada Juli 2019.
Setahun setelah masuk ke tim utama Excelsior, Nathan tak langsung dipercaya masuk ke starting line up. Pada periode 2019, Nathan sama sekali tidak dimainkan oleh pelatih keturunan Indonesia.
Baca Juga: Badai Kabar Buruk Terjang Shin Tae-yong, 7 Pemain Ini Haram Bikin Salah di Laga Maret 2026 karena...
Siapa pelatih keturunan Indonesia itu? Ia adalah Ricardo Moniz. Pada 8 April 2019, Excelsior menunjuk Moniz sebagai pelatih.
Moniz adalah pelatih dengan seorang ayah seorang Suriname dan ibundanya berdarah Tionghoa-Indonesia.
Sayangnya meski sama-sama keturunan Indonesia, Moniz tidak mau memainkan Nathan. Padahal jika merujuk pada statistiknya di tim U-21, Nathan terbilang cukup oke.
Ia memainkan 19 pertandingan dan mencetak 2 gol. Nathan mengarungi musim 2019/2020 dengan jadi pemanis di bangku cadangan.
Nathan sempat mengatakan bahwa Moniz ialah tipikal pelatih yang blak-blakan kepada pemain. Moniz kata Nathan lebih suka mencecar pemain di hadapan pemain lain dibanding bicara empat mata.
Baca Juga: Mengejutkan! Anak Sebar Kondisi Tak Baik Shin Tae-yong: Ayah Saya Berada di...
"Moniz lebih blak-blakan. Dia berbicara kepadamu di depan pemain-pemain lain dibanding bicara empat mata," kata Nathan kepada rijnmond.nl seperti dikutip Suara.com, Kamis (21/11).
Nathan juga mengatakan bahwa Moniz cukup sering berteriak-teriak kepada pemain. Namun untungnya Moniz hanya bertahan semusim di Excelsior.
Pada 28 Januari 2020, Excelsior memutuskan memecat Moniz setelah serangkaian hasil buruk.
"Awalnya tentu perlu waktu untuk membiasakan diri. Untungnya periode itu hanya berlangsung sebentar, kita tidak lagi terganggu dengan teriak-teriakan,"
Namun ditegaskan oleh Nathan, setidaknya selama dilatih Moniz membuatnya terasah secara mental.
"Namun dari sisi positif, tentu saja bagus jika Anda mendapatkan pelatih seperti itu di usia muda," kata Nathan Tjoe-A-On.