Suara.com - Shayne Pattynama unggah postingan di akun Instagram miliknya yang direspon positif oleh publik sepak bola nasional.
Shayne belakangan tersisih dari starting line up Timnas Indonesia. Shin Tae-yong lebih sering memainkan Calvin Verdonk di sektor sayap kiri.
Shayne Pattynama bahkan hanya bermain di menit akhir pertandingan saat Timnas Indonesia melibas Arab Saudi dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di SUGBK, 19 November 2024.
Meski begitu Shayne membela Timnas Indonesia jadi satu kebanggaan tersendiri. Ditegaskan oleh pemain KAS Eupen itu setiap menit bermain untuk tim Garuda adalah satu kehormatan.
"Setiap menit saya bermain adalah kehormatan besar untuk mewakili negara yang indah ini!," ungkapnya.
Eks pemain Ajax itu pun mengucapkan terima kasih kepada suporter yang terus memberikan dukungan kepadanya.
Kondisi tak mengenakkan yang dialami Shayne belakangan bukan hal baru baginya. Shayne juga pernah melalui cerita pahit di awal kariernya sebagai pesepak bola.
Shayne kepada Voetbalzone pada tiga tahun lalu menceritakan pengalaman tak mengenakan saat ia bergabung ke tim akademi Ajax.
Diceritakan oleh Shayne, ia dihubungi oleh mantan asisten pelatih tim akademi Ajax, Patrick Ladru. Shayne diminta untuk bergabung ke tim E3 Ajax.
Baca Juga: Baru Kembali, Herve Renard Sudah Diminta Mundur dari Kursi Pelatih Arab Saudi
Menurut Shayne, ia sempat gagal dipercobaan pertama saat mengikuti tes masuk akademi Ajax. "Saya tidak diterima waktu pertama kali,"
"Setahun kemudian saya diundang lagi. Patrick Ladru diundang saya dan orang tua saya ke kantornya dan kemudian saya diberitahu bahwa saya bisa bermain di tim E3," kenang Shayne.
"Itu mimpi yang jadi kenyataan," sambungnya. Namun, karier Shayne di Ajax tidak berjalan mulus meski ia bertahan selama 3 tahun.
Masih berusia sangat kecil, jauh dari orang tua dan belum memiliki mental kuat membuat Shayne kebingungan sendiri saat gabung di tim E3 Ajax.
"Saya adalah anak yang sensitif, jadi saya mengalami saat-saat di mana saya merasa sangat takut," ungkapnya.
"Saya juga jujur tidak suka dengan pelatih saat itu. Ia kerap berteriak kepada anak-anak dan mengatakan yang tidak sopan,"
"Sejujurnya saya beberapa kali berpura-pura cedera saat latihan karena takut dengan teriakan pelatih itu," cerita Shayne.
Meski ditegaskan oleh Shayne bahwa tidak semua hal buruk ia alami saat berada di Ajax. Shayne mengaku mendapatkan momen indah di akademi Ajax.
"Saya sangat senang bisa bermain di sana selama tiga tahun," kata Shayne Pattynama.