Media Arab Seret Nama Soekarno: Timnas Indonesia Sudah Tak Malu Andalkan Naturalisasi

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 20 November 2024 | 15:31 WIB
Media Arab Seret Nama Soekarno: Timnas Indonesia Sudah Tak Malu Andalkan Naturalisasi
Skuad Timnas Indonesia saat pertandingan Sepak Bola Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Antara Indonesia melawan Arab Saudi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media berbahasa Arab,
Asharq Al-Awsat, menyoroti peningkatan level Timnas Indonesia. Mereka menyeret nama Presiden Soekarno saat membahas perihal masifnya naturalisasi yang dilakukan PSSI.

Timnas Indonesia baru saja membungkam Arab Saudi 2-0 dalam laga keenam Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Selasa (19/11/2024) malam WIB.

Ini merupakan kemenangan perdana skuad Garuda atas Arab Saudi sepanjang sejarah, membuat hasil ini tak hanya disambut positif fans Merah Putih tetapi juga menggemparkan dunia.

Salah satu media berbahasa Arab yang berkantor di London, Inggris, Asharq Al-Awsat sempat menyoroti apa yang mereka sebut sebagai 'revolusi naturalisasi' jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi.

Baca Juga: Heboh! Juara Kickboxing Eropa Rayakan Kemenangan Timnas Indonesia, Siapa Dia?

Menariknya, mereka membahas fenomena naturalisasi itu lewat dimensi yang lebih luas, yakni sejarah dari terbentuknya tim nasional Indonesia dari era penjajahan Belanda hingga kemerdekaan.

Di era pra kemerdekaan, Timnas Indonesia sempat masuk Piala Dunia 1938 di Prancis, tetapi menggunakan nama “Dutch East Indies” di mana komposisi pemainnya mirip seperti sekarang, gabungan lokal dan pemain Belanda.

Selepas itu, sepak bola Indonesia dijadikan Presiden Soekarno sebagai alat persatuan dan diplomasi di dunia internasional dengan mengikuti Asian Games 1951 hingga Olimpiade Melbourne 1956.

Asharq Al-Awsat menyebut pasca era Soekarno, Timnas Indonesia tidak berkembang. Prestasi Garuda makin tertinggal dari negara-negara Asia lain seperti Korea Selatan dan Jepang.

Penyerang Timnas Indonesia Rafael Struick  berebut bola dengan Pemain Timnas Arab Saudi saat pertandingan Sepak Bola Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Antara Indonesia melawan Arab Saudi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Penyerang Timnas Indonesia Rafael Struick berebut bola dengan Pemain Timnas Arab Saudi saat pertandingan Sepak Bola Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Antara Indonesia melawan Arab Saudi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/11/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Kini, di bawah kepemimpinan Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI, Timnas Indonesia perlahan berusaha untuk kembali masuk perhitungan di kancah sepak bola dunia.

Baca Juga: Pratama Arhan Banjir Hujatan meski Bantu Timnas Indonesia Kalahkan Arab Saudi, Kenapa?

Salah satu pendekatan utama PSSI adalah menggencarkan proyek naturalisasi pemain keturunan yang mayoritas berasal dari Belanda.

Setidaknya sudah ada 14 pemain naturalisasi yang jadi andalan Timnas Indonesia saat ini. Bahkan saat mengalahkan Arab Saudi, sembilan pemain keturunan Belanda diturunkan Shin Tae-yong sebagai starter.

Situasi itu dianggap media Asharq Al-Awsat sebagai tanda Indonesia sudah tidak malu-malu lagi untuk menjadikan naturalisasi sebagai solusi instan menaikan kualitas tim nasional mereka.

"Sepak bola Indonesia mendobrak kesan "malu-malu" dengan "revolusi naturalisasi"," tulis Asharq Al-Awsat dalam judul artikelnya, dikutip Suara.com pada Rabu (20/11/2024).

"Jumlah pemain naturalisasi di timnas terus meningkat, dan kebangkitan timnas sepak bola Indonesia diiringi dengan kekhawatiran bahwa masuknya pemain naturalisasi akan merusak jati diri tim dan mengurangi motivasi pemain lokal," tulis mereka di badan berita.

"Penentangan terhadap naturalisasi tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari politisi, termasuk anggota DPR."

Terlepas dari itu, Asharq Al-Awsat turut menjabarkan alasan PSSI gencar melakukan naturalisasi. Mereka mengutip komentar Erick Thohir.

"Tohir menegaskan, naturalisasi merupakan tren sepak bola dunia dan sesuai aturan. FIFA tidak melarang naturalisasi, asalkan pemain membuktikan sudah tinggal di negara tersebut selama lima tahun berturut-turut, atau memiliki garis keturunan dari ayah/ibu atau kakek/nenek," tulis Asharq Al-Awsat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI