Suara.com - Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi, ada kisah unik petinju legendaris, Muhammad Ali, berlari di Stadion Utama Gelora Bung Karno atau GBK pada tahun 1973. Video Muhammad Ali jogging itu viral di media sosial.
Dalam video itu, terekam momen petinju bernama asli Cassius Marcellus Clay Jr tersebut tengah berlatih berlari mengelilingi GBK untuk menghadapi pertandingan tinju.
Sekadar informasi, Muhammad Ali memang sempat bertanding di Indonesia, tepatnya di GBK, melawan petinju asal Belanda, Rudi Lubbers, pada 20 Oktober 1973.
Tampak dalam video itu, Muhammad Ali beristirahat dengan duduk di atas rumput, yang diketahui kini menjadi akses jalan menuju Hotel Atlet Century, seperti yang diungkap akun X @Mah5Utari.
Baca Juga: Elkan Baggott Bersyukur Jika Shin Tae-yong Dipecat?
Usai beristirahat, Muhammad Ali kembali berlari dan memperagakan gerakan tinjunya sebelum kembali masuk ke mobil dan kembali ke tempat dirinya menginap.
Akun @Mah5Utari itu bahkan menyematkan foto pamflet tinju antara Muhammad Ali vs Rudi Lubbers dengan tajuk ‘Real Fight’.
Terlihat dari pamfletnya, saat itu harga tiket termahal yang dijual adalah Rp27.500 (65 dolar AS) dan yang termurah adalah Rp1000 untuk menonton dari tribun.
Di duel tinju dunia itu, Muhammad Ali berhasil menang dengan Unanimous Decision atau keputusan bulat dari juri dalam duel itu.
Sebagai informasi tambahan, duel ini sendiri merupakan duel pemanasan bagi Muhammad Ali jelang menghadapi Joel Frazier pada Januari 1974 dalam laga bertajuk Rematch.
Baca Juga: Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
Pernah Traktir Sarapan Warga Jakarta
Usai bertarung di Indonesia pada 1973 silam, Muhammad Ali yang merupakan petinju muslim dan petinju terhebat di dunia, kembali ke Tanah Air pada tahun 1996.
Saat itu, ia datang ke Indonesia bersama dengan pendiri yayasan bernama Global Village Foundation, Yank Barry.
Kunjungannya saat itu menjadi salah satu misi Global Village Champions Foundation untuk membantu orang-orang yang kelaparan.
Pada satu momen, Muhammad Ali disebutkan ingin mencicipi makanan Amerika Serikat.
Alhasil, ia memilih sebuah gerai makanan Fast Food ternama asal negeri Paman Sam itu.
Dalam perjalanannya dari hotel ke restoran cepat saji itu, Muhammad Ali dan Yank Barry diikuti oleh banyak orang, yang membuat suasana kian riuh.
Saat Muhammad Ali memesan makanan, ia sempat bertanya ke Yank Barry apakah dirinya membawa banyak uang.
“Anda punya banyak uang kan?,” tanya Muhammad Ali yang dijawab dengan kata ‘Ya’ oleh Yank Barry.
Mendapat jawaban itu, Muhammad Ali langsung berteriak ‘Breakfast for anyone’ atau ‘Sarapan untuk semua orang’.
Tak ayal, 100 orang lebih warga Jakarta yang mengikuti Muhammad Ali masuk ke restoran itu ditraktir makanan dan membuat Yank Barry harus membayar 180 dolar AS.
Apesnya, di kantong Yank Barry saat itu hanya ada 130 dolar. Karena saat itu hanya bisa menerima pembayaran tunai, ia pun harus mencari ATM untuk menarik uang 50 dolar AS.
Bikin Preman Jakarta Terkencing-kencing
Pada sore hari di Jakarta, Muhammad Ali sempat ingin berjalan-jalan bersama Yank Barry tanpa adanya pengawalan dari Bodyguard.
Diceritakan oleh Jackie Bigford dalam blog-nya, yakni A Day Without Hunger, Muhammad Ali dan Yank Barry serta satu orang temannya berjalan di belakang hotel.
Lalu tiba-tiba ada 4-5 orang besar yang muncul tiba-tiba dan ingin merampok Yank Barry dengan meminta jam tangan dan uangnya.
“Hei mau kemana? Beri kami semua uang Anda dan beri kami jam tangan Anda,” kata preman tersebut ke Yank Barry.
Adanya upaya perampokan ini membuat Yank Barry berteriak ke Muhammad Ali. Namun petinju itu berpura-pura tak mendengarnya.
Saat Yank Barry merogoh kantongnya untuk memberi uang, Muhammad Ali baru berbalik badan dan membuat salah satu preman itu mengenalnya.
Kemudian Muhammad Ali mengatakan kepada preman-preman itu bahwa Yank Barry adalah temannya. Hal tersebut membuat para preman itu cabut dan batal merampok.
(Felix Indra Jaya)