Suara.com - Perbandingan Giovanni van Bronckhorst vs Shin Tae-yong akan diulas di artikel ini, usai nama pertama gencar dikabarkan menjadi pengganti sepadan pelatih Timnas Indonesia itu.
Nama Giovanni van Bronckhorst muncul ke permukaan di tengah desakan agar Shin Tae-yong dipecat atau mundur dari kursi kepelatihannya di Timnas Indonesia.
Bukan tanpa alasan pelatih asal Belanda itu jadi pilihan pecinta sepak bola Tanah Air.
Pasalnya, Giovanni Van Bronckhorst punya darah keturunan Indonesia, tepatnya Maluku.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Calvin Verdonk Ungkap 'Awan Kelabu' di Ruang Ganti Timnas Indonesia
Selain itu status Giovanni Van Bronckhorst sebagai legenda Timnas Belanda membuatnya dirasa jadi pilihan tepat bagi skuad Garuda yang dihuni banyak pemain diaspora dari negeri Kincir Angin.
Sayangnya saat ini Van Bronckhorst tengah melatih Besiktas, sehingga jika Timnas Indonesia menginginkan jasanya maka harus siap menebus kontraknya yang tersisa hingga 2026.
Terlepas dari situasi kontraknya itu, menarik untuk membandingkan kiprah Van Bronckhorst dengan Shin Tae-yong.
Seperti apa perbandingan antara Giovanni van Bronckhorst dengan Shin Tae-yong sebagai pelatih? Berikut rangkumannya.
Baca Juga: Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
Soal prestasi, baik Giovanni van Bronckhorst dan Shin Tae-yong sama-sama masuk kategori pelatih yang bergelimang gelar, terutama di level klub.
Van Bronckhorst punya catatan apik di level klub dengan mengoleksi total 7 gelar bersama 3 klub, sedangkan Shin Tae-yong total meraih 2 gelar di level klub dan 1 gelar di level tim nasional.
Van Bronckhorst meraih 7 gelar bersama 3 klub, yakni Feyenoord, Rangers FC, dan Besiktas. Sementara Shin Tae-yong meraih 2 gelar bersama Seongnam Ilhwa Chunma.
Gelar yang didapat Van Bronckhorst sendiri merupakan gelar domestik di Belanda, Skotlandia, dan Turki. Sementara 2 gelar yang didapat Shin Tae-yong yakni di Korea Selatan dan Liga Champions Asia.
Jika berbicara soal prestasi, maka Shin Tae-yong bisa saja unggul karena pernah menjuarai Liga Champions Asia dan juga pernah membawa Korea Selatan juara Piala EAFF.
Tapi bukan berarti Van Bronckhorst bisa dianggap remeh. Pasalnya, ia pernah membawa Rangers ke final Liga Europa, sebelum dikalahkan Eintracht Frankfurt lewat adu penalti.
Berbicara soal taktik, Giovanni van Bronckhorst dan Shin Tae-yong punya perbedaan yang signifikan dari gaya permainan yang ditampilkan timnya.
Berdasarkan data Transfermarket, Giovanni Van Bronckhorst dikenal sebagai pelatih yang mengedepankan permainan menyerang, sedangkan Shin Tae-yong lebih banyak memainkan pola bertahan.
Hal ini terbukti dari formasi 4-2-3-1 andalannya maupun catatan timnya. Saat ditukangi Van Bronckhorst, Feyenoord mampu mencetak 377 gol dari 176 laga atau rata-rata 2,1 gol per laga.
Pun saat di Rangers FC dengan 135 gol dari 68 laga atau rata-rata 1,9 gol per laga dan juga dengan Besiktas yakni 36 gol dari 18 laga atau rata-rata 2 gol per laga.
Sementara Shin Tae-yong, berdasarkan trasfermarket, bermain defensif yang terbukti dari formasi andalannya yakni 3-4-3 yang bisa berubah menjadi 5-2-3 saat bertahan.
Hal ini pun dibuktikan dengan catatan timnya. Di tangan Shin Tae-yong, Seongnam Ilhwa Chunma hanya mencetak 213 gol dari 145 laga atau rata-rata 1,4 gol per laga.
Lalu Timnas Korea Selatan hanya mencetak 26 gol dari 21 laga atau rata-rata 1,2 gol per laga, dan Timnas Indonesia mencetak 100 gol dari 52 laga atau rata-rata 1,9 gol per laga.
Berbicara soal gaji, dikutip dari turkish-football, disebutkan Giovanni van Bronckhorst mengantongi gaji 1,3 juta euro dari 1,5 tahun kontraknya di Besiktas.
Maka rata-rata Van Bronckhorst mengoleksi 72 ribu euro (Rp1,2 miliar) per bulannya selama 18 bulan menukangi Besiktas.
Nilai ini unggul tipis atas Shin Tae-yong yang diperkirakan mengantongi Rp1,1 miliar per bulannya sebelum meneken kontrak baru.
Jika kontrak baru Shin Tae-yong pada Juni lalu berisikan kenaikan gaji, bukan tidak mungkin gajinya saat ini melebihi gaji Van Bronckhorst di Besiktas.
(Felix Indra Jaya)