Suara.com - Spekulasi kedatangan Jurgen Klopp ke Indonesia di tengah isu pergantian pelatih Shin Tae-yong (STY) mengundang perhatian. Jika PSSI ingin merekrut Klopp sebagai pelatih Timnas Indonesia, mereka harus mempersiapkan anggaran yang sangat besar mengingat riwayat gaji Klopp selama melatih Liverpool dan kontrak barunya.
Jurgen Klopp, selama melatih Liverpool hingga 2024, menerima gaji sekitar £15 juta per tahun atau setara dengan Rp288 miliar, menjadikannya salah satu pelatih dengan bayaran tertinggi di dunia sepak bola.
Selain itu, Klopp mendapatkan penghasilan tambahan hingga £6,7 juta per tahun dari kerja sama komersial, menjadikan total pendapatannya sekitar Rp411 miliar per tahun.
Setelah meninggalkan Liverpool, Klopp memegang posisi Global Head of Soccer di Red Bull dengan gaji tahunan antara €10-12 juta atau sekitar Rp163-196 miliar. Ini menunjukkan bahwa nilai kontraknya tetap sangat tinggi meskipun perannya bukan lagi sebagai pelatih klub.
Baca Juga: Eliano Reijnders Gantikan Kevin Diks Lawan Arab Saudi?
Estimasi Biaya PSSI
Untuk mengontrak Klopp sebagai pelatih Timnas Indonesia, PSSI harus menyiapkan dana minimal setara dengan gaji di Liverpool, yaitu sekitar Rp288-300 miliar per tahun. Jumlah ini belum termasuk bonus, biaya relokasi, dan tambahan untuk tim pelatih yang biasanya Klopp bawa.
Sebagai perbandingan, Shin Tae-yong dikabarkan menerima gaji sekitar Rp18 miliar per tahun, yang jauh lebih rendah dari angka yang harus dikeluarkan jika Klopp benar-benar direkrut.
Melihat angka tersebut, mendatangkan Klopp bukan hanya tantangan finansial, tetapi juga menyangkut ekspektasi hasil.
Sebagai alternatif, PSSI dapat mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan infrastruktur sepak bola nasional, seperti akademi pemain muda atau digitalisasi dalam pengelolaan data pemain dan analitik pertandingan.
Baca Juga: Kondisi Ranking FIFA Timnas Indonesia saat Ramai STY Out, Seburuk Itukah?
Meski demikian, belakangan diketahui bahwa pelatih yang sukses di Bundesliga dan EPL itu tidak berada di Indonesia untuk urusan pekerjaan maupun berkaitan dengan PSSI. Ia hanya singgah di Bali sebagai bagian dari tur kapal pesiar yang ia ikuti.
Namun, jika dirunut kembali, isu #STYOut yang ramai di media sosial bukan hal baru. Terlebih, saat ini Timnas Indonesia sudah cukup berkembang pesat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
STY juga berhasil meregenerasi timnas Indonesia yang dipadukan dengan pemain keturunan. Selain itu, mempertimbangka pengeluaran PSSI, mendatangkan Klopp tampak tidak realistis kecuali ada dukungan besar dari sponsor atau pemerintah. Namun, diskusi ini membuka wawasan tentang pentingnya investasi strategis dalam sepak bola Indonesia, baik melalui pelatih kelas dunia maupun pengembangan internal.