Suara.com - Timnas Indonesia punye sederet kesalahan yang berujung pembantaian Jepang atas skuad garuda. Sehingga Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Jepang dengan skor telak 4-0 dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Jumat (15/11).
Laga ini mengungkap beberapa kelemahan mendasar yang perlu segera dievaluasi. Jangan sampai keburukan tersebut terulang saat melawan Arab Saudi pekan depan.
Pada awal laga, Timnas Indonesia mampu memberikan tekanan lewat serangan balik cepat. Beberapa peluang berhasil diciptakan, bahkan mendekati gawang Jepang.
Namun, 10 menit terakhir babak pertama menjadi mimpi buruk bagi skuad Garuda. Gol bunuh diri Justin Hubner dan gol tambahan dari Takumi Minamino membawa Jepang unggul 2-0 sebelum turun minum.
Baca Juga: Pidato Erick Thohir di Ruang Ganti Jadi Kode Keras bagi Shin Tae-yong
Di babak kedua, Jepang semakin dominan dan menambah dua gol lagi melalui aksi Hidemasa Morita dan Yukinari Sugawara. Kemenangan ini menegaskan superioritas Jepang atas Indonesia, dengan penguasaan bola mencapai 66 persen sepanjang pertandingan.
1. Lini Tengah Gagal Mengimbangi Dominasi Jepang
Jepang dengan mudah menguasai lini tengah, mengontrol permainan, dan menciptakan peluang berbahaya.
Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On, yang berperan sebagai gelandang, kesulitan menghentikan alur serangan Jepang.
Selain itu, pola umpan pendek satu-dua yang dimainkan Jepang sering kali berhasil menembus pertahanan Indonesia.
Baca Juga: Eliano Reijnders Dipinggirkan Shin Tae-yong, Tijjani Buat Pernyataan Tegas
Ke depan, Timnas perlu meningkatkan strategi pressing untuk membatasi ruang gerak lawan.
2. Blunder Fatal di belakang
Pertahanan Indonesia kembali menjadi sorotan setelah sejumlah kesalahan mendasar terjadi.
Gol ketiga Jepang, yang tercipta di awal babak kedua, menjadi momen kritis yang melemahkan mental skuad Garuda.
Maarten Paes melakukan kesalahan fatal dalam mengoper bola, sementara Jay Idzes gagal mengantisipasi tembakan lawan.
Situasi ini memupuskan harapan Indonesia untuk bangkit di sisa pertandingan.
3. Efektivitas Peluang Masih Rendah
Pada babak pertama, Ragnar Oratmangoen memiliki kesempatan emas saat lolos dari kawalan dan berhadapan langsung dengan kiper Jepang, Zion Suzuki.
Sehingga skema bertahan harus dipertimbangkan saat lawan Arab Saudi nanti.
Ada peluang tersebut gagal dikonversi menjadi gol. Jika saja momen itu membuahkan hasil, jalannya pertandingan bisa saja berubah.