Suara.com - Siapa Yintho Schroder? Bek tengah keturunan Lampung yang punya postur menjulang, yakni 1,97 meter, dan bisa menjadi andalan di lini pertahanan Timnas Indonesia di masa depan.
Bukan rahasia lagi jika banyak pemain keturunan Indonesia yang berposisi sebagai bek. Tak hanya di level senior, tapi juga di level kelompok muda.
Di level senior, total ada 9 bek yang kerap diandalkan. Lalu di level kelompok muda, ada Dion Markx dan Tim Geypens di tim U-20, serta Mathew Baker di tim U-17.
Kini, Timnas Indonesia bisa menggaet bek lainnya yang masih berusia muda, tapi punya potensi besar di masa depan. Sosok bek muda itu adalah Yintho Schroder.
Baca Juga: Minta Absennya Mees Hilgers Tak Dibesar-besarkan, Sumardji: Kondisinya Masih Cedera
Dikutip dari akun Instagram @southeastasiantalent, Yintho Schroder baru berusia 17 tahun dan tercatat membela salah satu klub Belanda, De Graafschap.
Hanya saja, Yintho Schroder bermain di tim akademi alias tim U-17, bukan di tim utama klub yang bermain di kasta kedua Belanda itu.
Ada alasan mengapa Yintho Schroder disebut punya potensi besar sebagai bek Timnas Indonesia.
Di usianya yang baru 17 tahun, ia telah memiliki postur setinggi 1,97 meter.
Lantas, seperti apa kiprah Yintho Schroder? Dari mana darah Indonesia yang didapatkannya dan apakah dirinya layak dilirik Timnas Indonesia?
Baca Juga: Kevin Diks Starter, Ini 3 Potensi Gambaran Lini Belakang Timnas Indonesia vs Jepang
Bisa Bela 3 Negara
Yintho Schroder merupakan pemain asal Belanda yang memiliki darah keturunan Indonesia dan Suriname. Ia lahir pada 2 Januari 2007 atau saat ini berusia 17 tahun.
Dilansir dari akun @indobloodtalent, darah Indonesianya didapat dari sang ibu yang berasal dari Kotabumi, Lampung.
“Yintho memiliki darah Indonesia dari ibunya. Ibunya lahir di Pulau Sumatera tepatnya di Kotabumi, Lampung,” tulis akun @indobloodtalent.
Sementara darah Suriname didapat dari ayahnya yang memang berasal dari negara tempat orang-orang Jawa dipekerjakan oleh Belanda pada masa kolonial silam.
“Ia j(Yintho) juga masih memiliki keluarga di Indonesia, sedangkan ayahnya 100 persen orang Suriname,” lanjut @indobloodtalent.
Berbicara soal keluarganya, diketahui ibu Yintho sendiri memang asli Indonesia, jika melihat wajahnya. Ibunya sendiri memiliki akun Instagram bernama @lisalotteyesirahman.
Namun, belum diketahui siapa nama asli sang ibu. Meski begitu, sang ibu dikenal sebagai pebisnis dan saat ini tinggal di Laren di Belanda Utara.
Karir Yintho di sepak bola sendiri bermula di SV Huizen, di mana ia kemudian bergabung akademi De Graafschap pada 2021 lalu.
Menariknya, ia direkrut De Graafschap karena penampilan apiknya semasa melakoni trial, di mana membuat tim Scouting klub itu terpesona dengan penampilannya.
Usai direkrut, De Graafschap menempatkan Yintho di tim U-15, kemudian berlanjut ke tim U-17 dan sejak awal musim 2024/2025 ini dirinya berhasil promosi ke tim U-19.
Sayangnya, tak ada informasi pasti mengenai statistiknya baik itu bersama SV Huizen dan De Graafschap dari U-15 hingga U-19.
Meski tak ada statistik pasti soal penampilannya, cuplikan-cuplikan video penampilan Yintho cukup untuk meyakinkan performa apiknya di usia muda.
Dengan postur setinggi 1,97 meter, Yintho memiliki kecepatan dan juga kemampuan melepaskan tekel serta duel-duel udara.
Kemampuan ini membuatnya bisa menjadi alternatif Elkan Baggott di masa depan, andai hubungan bek keturunan Inggris itu tak kunjung membaik dengan Shin Tae-yong.
Apalagi baik Yintho dan Elkan punya postur yang sama-sama menjulang dan kuat dalam duel udara. Hanya saja, nama pertama lebih unggul dari segi kecepatan.
Meski begitu, Yintho diyakini tak akan serta merta masuk ke tim senior Indonesia yang sudah punya bek segudang dengan nama besar.
Jika nantinya ia dilirik oleh PSSI, kemungkinan Yintho akan diproyeksikan untuk Timnas Indonesia U-20 yang akan berlaga di Piala Asia U-20 2025 mendatang.
(Felix Indra Jaya)