Suara.com - Masih ingat dengan nama striker Timnas Indonesia Jhonny van Beukering? Ia merupakan salah satu pemain naturalisasi satu angkatan dengan Stefano Lilipaly dan Tonnie Cussel.
Van Beukering dianggap sebagai pemain gagal naturalisasi. Pemain kelahiran Velp, Belanda pada 29 September 1983 ini tercatat hanya 2 kali membela Timnas Indonesia.
Setelah gantung sepatu sebagai pemain, Van Beukering kemudian jalani karier menjadi pelatih. Di musim ini, pemain berbadan tambun ini melatih di Veluwezoom, klub kota kelahirannya.
Nah yang menarik seperti dikutip dari laman resmi klub, di Veluwezoom terdapat pemain keturunan Indonesia bernama Djara Jonathans.
Baca Juga: Balada Asnawi Mangkualam: Dulu Dipuja, Kini Tuai Banyak Kontra dari Fans Timnas Indonesia?
Lantas siapa Djara Jonathans? Djara ialah pemain berusia 17 tahun. Ia kelahiran Arnhem, Belanda pada 27 November 2006.
Posisi pemain ini ialah pemain sayap depan. Ia kerap ditempatkan sebagai winger kiri dan kanan. Djara memiliki tinggi badan 182 cm dan punya kekuatan di kaki kanan.
Sebagai pemain depan, Djara cukup apik untuk bisa mencetak gol. Pada video yang diunggah oleh akun @/voetballers_indonesia terlihat momen saat Djara mencetak gol lewat sundulan apik.
Diakui Djara bahwa darah Indonesia didapatnya dari sang ayah. "Keluarga ayah saya berasal dari Depok dan ibu saya dari Belanda," ucap Djara.
Sama-sama berdarah Depok dan punya nama belakang sama, apakah Djara ada hubungan dengan pemain Vitesse, Miliano Jonathans?
Baca Juga: Kevin Diks Bergabung Hadapi Jepang, Justin Hubner: Ini Menjadi Lebih Mudah
Salah satu media Belanda, De Gelderlander pada laporan tertanggal 15 April 2024 menyebutkan bahwa Djara ialah saudara laki-laki dari Miliano.
"Djara Jonathans, saudara laki-laki pemain Vitesse, Miliano Jonathans," tulis media Belanda itu.
Sementara itu, kondisi tak mengenakkan tengah dihadapi Miliano Jonathans. Klub yang dibela oleh pemain berdarah Depok, Vitesse diguncang prahara.
Dilansir dari sportnieuws, Vitesse batal memiliki pemilik baru. Sebelumnya klub ini dikabarkan akan dimiliki oleh CEO Axiom, Guus Frankie.
Namun Guus Frankie dikabarkan membatalkan proses pengambilalihan klub Vitesse. Pembatalan ini diakibatkan Guus secara sepihak menunjuk Coley Parry untuk menguasai saham mayoritas di klub.
Menurut laporan media Belanda, kondisi ini bisa membuat klub Miliano Jonathans diambang hukuman serius dari otoritas terkait.
Manajer umum Edwin Reijntjes mengatakan kondisi ini sangat merugikan klub. "Frankie telah merusak kepercayaan dengan membuat penunjukan ilegal," kata Edwin.
Setelah Frankie mundur sebagai kandidat pemilik baru, Vitesse mau tak mau harus memulai dari awal proses pencarian pemilik baru.