Suara.com - Timnas Indonesia akan lakoni laga berat dalam lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2025. Anak asuh Shin Tae-yong akan menghadapi Jepang.
Laga Timnas Indonesia vs Jepang akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada 15 November 2024.
Ditilik dari head to heak kedua negara, tim Garuda memang kalah dari Samurai Biru. Namun Timnas Indonesia punya catatan manis saat menghancurkan Jepang dengan skor telaj 7-0.
Bertempat di Stadion Perak, Ipoh dalam ajang Piala Kemerdekaan, Timnas Indonesia bak Goliath sementara Jepang menjadi David.
Baca Juga: Mees Hilgers Sembuh dari Cedera Masuk Starting FC Twente, Netizen: Kabar yang Ditunggu
Bagaimana tidak, Jepang dihancurkan dengan skor sangat mencolok 7 gol tanpa balas. Timnas Indonesia saat itu diperkuat legenda-legenda lapangan hijau seperti Soetjipto Soentoro alias Gareng, lalu ada Si Kancil Abdul Kadir.
Gol pertama Timnas Indonesia dicetak oleh striker Persebaya Surabaya, Jacob Sihasale. Pemain kelahiran Ambon itu mencetak gol memanfaatkan umpan dari M. Basri.
Kiper Jepang saat itu, Koji Funamoto tak mampu mengantisipasi sepakan Jacob. Tak berselang lama, Jacob Sihasale kembali merobek gawang Funamoto. Babak I Timnas Indonesia sudah unggul 2-0.
Kiper Koji Funamoto dibuat tak berdaya di babak kedua. Lima gol kembali bersarang ke gawangnya, lewat aksi brace Si Gareng, sepakan dari Si Kancil, dan Surya Lesmana.
Timnas Indonesia pun mengakhiri pertandingan dengan skor telak 7-0.
Baca Juga: Kabar Buruk H-6 Lawan Jepang, Mees Hilgers Batal Bela Timnas Indonesia
Kisah Kiper Koji Funamoto
Dari starting XI laga Timnas Indonesia vs Jepang yang berlangsung pada 11 Agustus 1968, sosok kiper Koji Funamoto jadi perhatian tersendiri.
Koji lahir di Hiroshima, Jepang pada 12 Agustus 1942, dua tahun sebelum bom atom Little Boy dijatuhkan oleh Amerika Serikat.
Di usia yang masih sangat kecil, Koji menjadi salah satu korban bom atom Amerika Serikat. "Dia terkena bom atom saat berumur 2 tahun," tulis premiumcyzo seperti dilansir Suara.com, Minggu (10/11).
Tempat tinggal Koji sendiri berada di Senda-Cho, tak jauh dari titik awal Little Boy menghancurkan kota Hiroshima.
"Meskipun ia terkena bom atom, ia selama dan mulai bermain sepak bola dengan serius," tambah media Jepang itu.
Koji Funamoto kemudian mulai menggeluti menjadi penjaga gawang dan menjadi andalan Jepang di Olimpiade Tokyo 1964 hingga Meksiko 1968.
Pada 1961, ia kemudian bergabung ke klub Toyo Industries -- cikal bakal klub Sanfrecce Hiroshima, dan bertahan di tim itu hingga gantung sepatu.
Koji tercatat bermain sebanyak 166 pertandingan dari 1961 hingga 1975. Menariknya, Koji mengaku bahwa ia memiliki kekurangan fisik namun hal itu tak menghambatnya untuk menjadi pesepak bola.
"Saya cacat saat SMA, tapi saya sudah bermain bola sejak SD. Saya yakin bukan hanya saya saja, tapi banyak pemuda Jepang yang melakukan itu," ucapnya.
"Awalnya saya bergabung ke klub Bisbol di sekolah menengah pertama tetapi saya kemudian gabung ke sepak bola dan serius," lanjut Koji.
Setelah 15 tahun berakhir di sepak bola dengan catatan dibobol 7 gol oleh pemain Timnas Indonesia, Koji kemudian gantung sepatu.
Pasca pensiun, Koji kemudian bekerja menjadi pelatih di sekolah sepak bola Mazda pada 1979 hingga 1980. Ia kemudian bekerja sebagai pegawai Mazda.
Setelah pensiun sebagai karyawan, Koji sempat masuk ke dalam susunan kepengengurusan PSSI-nya Jepang hingga 2008. Kini ia menikmati masa pensiun di kota kelahirannya Hiroshima dengan main golf, berkebun dan menonton pertandingan sepak bola.