
Diketahui, ayahnya merupakan warga Amerika Serikat yang memiliki darah Jamaika, sedangkan sang ibu merupakan warga asli Jepang.
Usai lahir di Jepang, pemain yang berposisi sebagai bek tengah itu sempat pindah ke Amerika Serikat pada usia 3 tahun, di mana ia menekuni olahraga basket dan sepak bola selama 9 tahun.
Barulah di usia 12 tahun, Chase kembali ke Jepang dan menekuni sepak bola yang menjadi bagian dari kariernya saat ini.
Kiprahnya dimulai dari kompetisi antar sekolah di Jepang. Saat itu, Chase memulai karier di Nagasawa Junior High School atau sekolah setingkat SMP.
Setelahnya, Chase melanjutkan kiprahnya di FC Shonan sembari bersekolah di Shoshi High School. Di tim ini lah bakatnya mampu menarik perhatian pecinta sepak bola Jepang.
Dengan postur tubuh yang menjulang, Chase sudah diprediksi akan menjadi salah satu pemain masa depan Jepang di lini pertahanan.
Bahkan, talentanya sempat dipuji oleh Hajime Moriyasu, pelatih Timnas Jepang, yang menyebut Chase sebagai pemain potensial.
“Dia (Chase) punya potensi yang hebat di seluruh area. Dia punya kemampuan mengembangkan fisik dan juga tekniknya,” kata Hajime Moriyasu dikutip dari Soccer King.
Usai menimba ilmu di Jepang, Chase langsung memilih berkarir di luar negeri. Ia sempat menjalani trial bersama AZ Alkmaar dan Stuttgart.
Nama klub terakhir kemudian menjadi klubnya saat ini, usai Chase meneken kontrak pada April 2022 lalu bersama tim Stuttgart II yang berkiprah di kasta ketiga Jerman.