Presiden AFC: Favorit Bandar Judi hingga Pendukung Setia Tersangka Suap

Galih Prasetyo Suara.Com
Selasa, 15 Oktober 2024 | 17:55 WIB
Presiden AFC: Favorit Bandar Judi hingga Pendukung Setia Tersangka Suap
Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Sheikh Salman bin Ibrahim al-Khalifa menghadiri Kongres FIFA ke-74 di Bangkok pada 17 Mei 2024. Kongres FIFA ke-74 berlangsung di Bangkok dengan asosiasi anggota yang memberikan suara pada berbagai isu termasuk konfirmasi negara tuan rumah untuk Piala Dunia sepak bola wanita 2027. Manan VATSYAYANA / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota keluarga kerajaan Bahrain, Salman Al Khalifa menjadi presiden ke-10 Konfederasi Sepak Bola Asia, AFC. Salman dilantik jadi Presiden AFC pada 2 Mei 2013.

Salman saat itu menggantikan plt Presiden AFC asal Cina, Zhang Jilong. Salman adalah anak kedua dari Ibrahim bin Hamad al-Khalifa dan Aisha binti Salman al-Khalifa, putri Salman bin Hamad Al Khalifa I, pemimpin Bahrain dari 1942-1961.

Salman Al Khalifa memiliki rekam jejak cukup kontroversial. Salah media asing, Politico menyebut pria 58 tahun ini merupakan favorit bandar judi sepak bola.

"Sheikh Salman merupakan favorit bagi kalangan bandar judi, meski beberapa di antara mereka tak lagi mempercayainya," tulis artikel Politico yang rilis pada 25 Februari 2016.

Baca Juga: Kekalahan Malaysia 0-4 dari Selandia Baru, Kabar Baik bagi Timnas Vietnam

Presiden AFC Asal Bahrain Salman bin Ibrahim Al-Khalifa [Instagram]
Presiden AFC Asal Bahrain Salman bin Ibrahim Al-Khalifa [Instagram]

Tak hanya itu, masih dari sumber yang sama, Salman juga dituding sebagai pendukung setia tersangka suap FIFA, Seep Blatter.

Salman menurut artikel itu sempat menuliskan surat terbuka kepada Blatter yang sebagian besar isinya memuji pria asal Swiss itu.

"Sheikh Salman adalah pendukung setia Blatter. Tahun lalu (2015), ia menulis surat terbuka yang sebagian besar berbunyi, 'Yang terhormat Sepp, yakinlah keluarga sepak bola Asia mendukung Anda dengan teguh'," tulis laporan Politico.

Selain itu, Salman memiliki rekam jejak kontroversial utamanya soal hak asasi manusia.

Laporan dari Independent pada 2013 menyebutkan bahwa Salman ditentang oleh rakyatnya sendiri saat mencalonkan diri sebagai presiden AFC.

Baca Juga: Jijik! Skandal AFC: Korupsi hingga Penghapusan Batasan Masa Jabatan Presiden

Tiga organisasi hak asasi manusia Bahrain saat itu memprotes dan menuliskan surat resmi ke FIFA untuk pencalonan Salman dibatalkan.

"Ia terlibat dalam penangkapan dan penyiksaan pemain Bahrain setelah demonstrasi pro demokrasi di negara itu pada 2011," tulis laporan media Inggris tersebut.

Masyarakat pemuda Bahrain untuk Hak Asasi Manusia dalam suratnya menjabarkan bahwa Salman terlihat dalam pelanggaran HAM dengan bantuan PSSI-nya Bahrain dan pihak ketiga terhadap pemain, wasit, hingga klub dalam demo yang pecah di Bahrain pada Februari 2011.

Salman sendiri membantah melakukan penculikan dan penyiksaan kepada pemain Bahrain yang terlibat aksi demo Februari 2011. Ia bahkan menantang pihak yang menuduhnya untuk tunjukkan bukti keterbilatannya.

"Jika ada yang punya bukti bahwa Asosiasi Sepak Bola Bahrain telah melanggar statuta FIFA atau AFC, tunjukkan kepada saya," katanya saat itu.

Pada 2011, sejumlah atlet termasuk pesepak bola Mohammed Hubail ditangkap dan dipenjara setelah melakukan demo pro demokrasi pada 2011. Salman saat itu menduduki sebagai ketum PSSI-nya Bahrain dari 2002.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI