Suara.com - Wasit Uni Emirat Arab (UEA) Omar Al Ali didaulat jadi pengadil pertandingan Cina vs Timnas Indonesia dalam lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2026, Selasa 15 Oktober 2024.
Omar Al Ali merupakan salah satu wasit muda asal Oman yang sempat jadi sorotan lantaran dituding membantu Bahrain saat mengalahkan Australia.
Ditunjuknya Omar Al Ali oleh pihak AFC untuk memimpin pertandingan Cina vs Timnas Indonesia pun jadi tanda tanya besar publik Indonesia. Apalagi, Timnas Indonesia baru dirugikan oleh wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf saat melawan Bahrain.
Omar Al Ali dalam sebuah wawancara dengan media Oman beberapa tahun lalu mengatakan sebagai wasit, ia selalu menganggap pemain yang bertanding sebagai teman.
Menurutnya hal itu dilakukan untuk meredam suasana tegang saat pertandingan berlangsung. Cara ini kata dia lebih memudahkannya memimpin pertandingan.
"Selama saya memimpin pertandingan, saya mengontrol para pemain seperti teman, karena itu memudahkan kerja sama antara saya dengan mereka di lapangan," ujarnya seperti dilansir dari Emaratalyoum, Jumat (11/10/2024).
"Kondisi itu membuat saya lebih mudah mengontrol pertandingan dan sebagai wasit saya harus bersikap tenang, ini penting untuk meredam ketegangam," tambahnya.
Omar Al Ali sebelum menjadi seorang wasit ialah mantan pemain klub lokal di kota Sharjah. Namun ia pensiun di usia masih sangat muda yakni 17 tahun. Ia banting stir menjadi wasit.
Omar termasuk wasit muda UEA dengan karier cukup menonjol. Di usia 26 tahun ia sudah mendapatkan lencana wasit internasional. Dia menjadi wasit termuda kedua dari UEA yang meraih catatan tersebut.
Baca Juga: Coach Justin Ungkap 'Konspirasi AFC' di Balik Timnas Indonesia yang Dikerjai Wasit
"Menjadi wasit mengajarkan saya banyak hal, seperti kesabaran dan daya tahan. Saya menjadi wasit UEA yang lulus dari program Wasit Masa Depan AFC pada 2014," kata Omar seperti dilansir dari Emirates Today.
Omar mengaku bahwa ia adalah aparatur sipil negara alias PNS yang bekerja di kota Sharjah. Ia bekerja sebagai PNS di level kotamadya.
"Saya bekerja sebagai kepala divisi di kotamadya Kota Sharjah dan sifat pekerjaan saya ialah merencakan rencana dan memantau finansial tiap departemen. Pekerjaan resmi saya sebenarnya tak jauh berbeda dengan tugas seorang wasit, karena harus membutuhkan kesabaran dan kekuatan karakter," ucapnya.