Jejak Berdarah Presiden AFC Asal Bahrain: Penculik dan Pelanggar HAM

Galih Prasetyo Suara.Com
Jum'at, 11 Oktober 2024 | 09:04 WIB
Jejak Berdarah Presiden AFC Asal Bahrain: Penculik dan Pelanggar HAM
Presiden AFC Asal Bahrain Salman bin Ibrahim Al-Khalifa [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil imbang 2-2 Bahrain vs Timnas Indonesia berbuntut panjang. Publik Indonesia begitu marah dengan kepemimpinan wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf.

Selain itu, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong sampaikan kritik pedas terhadap federasi sepak bola Asia, AFC. Menurut pelatih Shin, AFC harus berbenah soal kualitas wasit.

“Jika AFC ingin membangun sepak bola, maka pengambilan keputusan wasit juga harus ditingkatkan,” kata Pelatih Shin dalam jumpa pers usai pertandingan.

Publik pun curiga dengan pemilihan wasit asal Oman itu oleh AFC untuk memimpin pertandingan Bahrain vs Timnas Indonesia. Pasalnya Oman dan Bahrain masih dalam satu konfederasi yang sama.

Baca Juga: 3 Keputusan Kontroversial Ahmed Al Kaf yang Rampok Kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain

Di platform sosial media, publik curiga dengan AFC, apalagi AFC saat ini dipimpin oleh Salman bin Ibrahim Al-Khalifa, yang notabene ialah anggota kerajaan Bahrain.

Salman merupakan anak kedua dari Ibrahim bin Hamad al-Khalifa dan Aisha binti Salman al-Khalifa, putri Salman bin Hamad Al Khalifa I, pemimpin Bahrain dari 1942-1961.

Sosok Salman sebenarnya sudah menjadi sorotan dunia internasional terkait rekam jejaknya yang sangat kontroversial.

Laporan dari Independent pada 2013 menyebutkan bahwa Salman ditentang oleh rakyatnya sendiri saat mencalonkan diri sebagai presiden AFC.

Tiga organisasi hak asasi manusia Bahrain saat itu memprotes dan menuliskan surat resmi ke FIFA untuk pencalonan Salman dibatalkan.

Baca Juga: Wasit Curang, Shin Tae-yong: Wajar Pemain Timnas Indonesia Ngamuk

"Ia terlibat dalam penangkapan dan penyiksaan pemain Bahrain setelah demonstrasi pro demokrasi di negara itu pada 2011," tulis laporan media Inggris tersebut.

Masyarakat pemuda Bahrain untuk Hak Asasi Manusia dalam suratnya menjabarkan bahwa Salman terlihat dalam pelanggaran HAM dengan bantuan PSSI-nya Bahrain dan pihak ketiga terhadap pemain, wasit, hingga klub dalam demo yang pecah di Bahrain pada Februari 2011.

Salman sendiri membantah melakukan penculikan dan penyiksaan kepada pemain Bahrain yang terlibat aksi demo Februari 2011. Ia bahkan menantang pihak yang menuduhnya untuk tunjukkan bukti keterbilatannya.

"Jika ada yang punya bukti bahwa Asosiasi Sepak Bola Bahrain telah melanggar statuta FIFA atau AFC, tunjukkan kepada saya," katanya saat itu.

Pada 2011, sejumlah atlet termasuk pesepak bola Mohammed Hubail ditangkap dan dipenjara setelah melakukan demo pro demokrasi pada 2011. Salman saat itu menduduki sebagai ketum PSSI-nya Bahrain dari 2002.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI