Suara.com - Mengupas kelebihan dan kekurangan Kevin Diks, pemain Grade A berdarah Maluku yang kabarnya masuk dalam rencana naturalisasi Timnas Indonesia.
Kabar bahwa Kevin Diks masuk dalam rencana naturalisasi Timnas Indonesia tak lepas dari video terbaru Yussa Nugraha di kanal YouTube-nya.
Dalam video yang berjudul ‘Pemain Selanjutnya Sedang Dinegosiasikan’, Yussa menyebut nama Kevin Diks sebagai pemain yang potensial dinaturalisasi.
“Di videoku tahun 2020 lalu, Kevin (Diks) menjawab siap dan bersedia membela Timnas Indonesia,” kata YouTuber yang dulunya merupakan didikan akademi Feyenoord itu.
Baca Juga: Timnas Malaysia Kena 'Gocek', Naturalisasi Mats Diejl Dipastikan Batal, Ini Sebabnya
Karena bersedia membela Timnas Indonesia, pemain keturunan Maluku berusia 27 tahun itu bisa saja menjadi pemain yang akan dinaturalisasi selanjutnya.
“Dia (Kevin Diks) setiap postingan Timnas (Indonesia) atau temannya, dia pasti juga komen, Support. Nah menurutku itu juga kode-kode. Kansya (dinaturalisasi) cukup besar,” lanjut Yussa.
Jika pemain bermarga Bakarbessy itu bersedia dinaturalisasi, menarik untuk mengupas kelebihan dan kekurangannya di atas lapangan.
Kira-kira, apa saja kelebihan dan kekurangan Kevin Diks? Apa pengaruh kehadirannya bagi performa Timnas Indonesia di atas rumput hijau?
Kelebihan Kevin Diks
Baca Juga: Vietnam Salahkan Indonesia Penyebab Gagal Lolos Piala Asia U-20 2025
Kevin Diks memiliki kelebihan yang jarang dimiliki bek Timnas Indonesia lainnya, yakni bisa bermain di seluruh posisi di area pertahanan.
Sepanjang kariernya, eks Belanda U-21 itu bisa bermain sebagai bek tengah, bek kiri, bek kanan, dan bahkan menjadi gelandang bertahan.
Kemampuan bermain di berbagai posisi ini membuatnya bisa selalu diandalkan saat rekan-rekannya di posisi bertahan absen.
Karena banyak bermain di posisi belakang, Kevin Diks punya catatan apik dalam bertahan, jika melihat catatannya di Liga Denmark pada musim 2023/2024 kemarin.
Dilansir dari Sofascore, Kevin Diks rata-rata membuat 1,1 intersep dan 1,2 tekel per laga. Selain itu, ia membuat 3 sapuan per laga dan memenangkan 2,3 duel di lapangan dan 2,2 duel di udara.
Kecakapannya dalam bertahan ini dibarengi kemampuannya dalam permainan, di mana Kevin Diks rata-rata melepaskan 70,9 operan akurat per laga dengan 34,5 operannya diberikan ke area lawan.
Hebatnya lagi, Kevin Diks bisa menciptakan peluang emas untuk rekan-rekannya dari belakang. Di musim lalu, ia membuat 5 peluang emas dan hanya membuahkan 1 assist saja.
Selain itu, Kevin Diks juga terkenal tajam. Musim lalu ia berhasil mencetak 4 gol dan di musim ini telah melesakkan 3 gol lewat titik putih.
Kekurangan Kevin Diks
Kemampuan apik Kevin Diks dalam bertahan ternyata dibarengi kelemahan besar soal kedisplinannya dalam permainan.
Karena agresif dalam bertahan, Kevin Diks kerap mendapat kartu dari wasit. Catatannya dalam hal ini pun terbilang miris.
Sepanjang kariernya, Kevin Diks telah mendapat 50 kartu kuning dan 4 kartu merah. Bahkan sejak 2021 lalu, ia pasti mendapat kartu merah setiap musimnya bersama FC Copenhagen.
Uniknya, 4 kartu merah itu tak didapatkan secara langsung, melainkan didapat dari kartu kuning kedua.
Dengan kata lain, Kevin Diks merupakan pemain yang tak pandang bulu saat bertahan dan tetap bermain agresif kendati dirinya sudah mendapat kartu kuning.
Catatan ini bisa saja merugikan Timnas Indonesia ke depannya jika nantinya Kevin Diks dinaturalisasi. Apalagi jika skuad Garuda bertemu dengan lawan-lawan yang pandai memprovokasi.
(Felix Indra Jaya)