
Pemain berdarah Lhokseumawe, Aceh, ini pindah ke Qatar sejak kecil mengikuti orang tuanya yang bekerja di sana.
Andri meniti karier sepakbola di akademi Al-Gharafa. Pada 2017, ia ditawari untuk bergabung dengan Timnas Indonesia U-17 oleh Indra Sjafri, tetapi menolak karena ingin fokus belajar di Qatar.
Andri akhirnya memilih membela Timnas Qatar di berbagai kelompok umur, namun kariernya tidak cemerlang.
Ia terpinggirkan dari skuad U-19 karena tidak memenuhi kriteria pelatih, meski sempat bermain di U-19, U-20, dan U-23. Kini, di usia 24 tahun, ia belum pernah dipanggil ke timnas senior Qatar.
Di level klub, Andri gagal menunjukkan performa baik dan hanya menjadi pemain pelapis di Al-Gharafa FC. Ia kemudian dipinjamkan ke Muaither SC untuk mendapatkan lebih banyak menit bermain.
Keputusan ini mendapat banyak kritik dari netizen, yang menyebutnya sebagai karma karena menolak panggilan Timnas Indonesia.
Kontributor : Imadudin Robani Adam
Baca Juga: Pemain Keturunan Jogja Ditolak STY Masuk Timnas Indonesia, Padahal Predator Muda Paling Mengerikan