Suara.com - Pro dan kontra mengenai pemain keturunan yang dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia masih berlanjut, meski dampak positif terhadap prestasi sepak bola Indonesia sudah terlihat.
Saat ini, sebagian besar pemain naturalisasi berasal dari keturunan Belanda, tetapi ada juga yang berdarah Inggris, Spanyol, dan Irlandia.
Contohnya, Justin Hubner, Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Nathan Tjoe-A-On adalah pemain yang membela Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 Qatar, semuanya memiliki keturunan Indonesia-Belanda.
Upaya PSSI dan Shin Tae-yong dalam mencari pemain keturunan patut dihargai, mengingat banyak pemain keturunan yang kini bermain di tim-tim besar Eropa.
Baca Juga: Pemain Keturunan Jogja Ditolak STY Masuk Timnas Indonesia, Padahal Predator Muda Paling Mengerikan
Namun, beberapa pemain juga menolak untuk dinaturalisasi dan memilih membela atau menunggu panggilan negara mereka saat ini.
Belakangan, nama striker keturunan Ole Romeny muncul dan dirumorkan bakal dinaturalisasi PSSI.
Namun, YouTuber yang kerap berhubungan dengan pemain keturunan, Yussa Nugraha, menyebut Ole Romeny belum bisa memberi kepastian.
Meski terkesan menolak, Yussa menyebut Ole Romeny saat ini dalam situasi masih mempertimbangkan apakah setuju atau tidak untuk membela Timnas Indonesia.
Terlepas dari itu, berikut nasib tiga pemain keturunan yang menolak panggilan Timnas Indonesia.
Meskipun memiliki keturunan Indonesia dari kakek dan ayahnya, Shin Tae-yong sempat memanggil pemain kelahiran Deurne, Belgia, untuk proyek naturalisasi pada tahun 2020, namun tawaran tersebut ditolak. Ia lebih memilih membela Timnas Belanda dan optimis dapat bermain di Piala Dunia 2022.
Keyakinan Struijk didasarkan pada penampilan konsistennya bersama Leeds United, di mana ia menjadi andalan sejak dipromosikan ke skuad senior pada 2020.
Penampilannya yang gemilang menarik perhatian Luis Van Gaal.
Meski masuk dalam skuad sementara Oranje untuk Piala Dunia 2022, Struijk gagal bersaing dengan pemain bintang seperti Virgil Van Dijk, Nathan Ake, dan Stefan de Vrij.
Hingga kini, namanya belum pernah dipanggil kembali oleh Timnas Belanda.
Pemain muda yang kini membela Fenerbahce di Super League Turki memiliki karir cemerlang, tampil reguler dengan 40 laga musim ini.
Bakatnya menarik perhatian pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, yang memasukkan namanya dalam daftar pemain untuk dinaturalisasi pada 2023, dengan harapan proyek jangka panjang untuk Timnas Garuda.
Namun, pemain bek kiri ini menolak tawaran tersebut, merasa masih memiliki peluang besar untuk membela Timnas Belanda.
Sayangnya, mimpinya belum terwujud, dan meski mantan pemain AC Parma ini tidak berhasil menarik perhatian Ronald Koeman, pelatih lebih memilih mengandalkan Nathan Ake dan Daley Blind, meski yang terakhir sudah menua.
Pemain berdarah Lhokseumawe, Aceh, ini pindah ke Qatar sejak kecil mengikuti orang tuanya yang bekerja di sana.
Andri meniti karier sepakbola di akademi Al-Gharafa. Pada 2017, ia ditawari untuk bergabung dengan Timnas Indonesia U-17 oleh Indra Sjafri, tetapi menolak karena ingin fokus belajar di Qatar.
Andri akhirnya memilih membela Timnas Qatar di berbagai kelompok umur, namun kariernya tidak cemerlang.
Ia terpinggirkan dari skuad U-19 karena tidak memenuhi kriteria pelatih, meski sempat bermain di U-19, U-20, dan U-23. Kini, di usia 24 tahun, ia belum pernah dipanggil ke timnas senior Qatar.
Di level klub, Andri gagal menunjukkan performa baik dan hanya menjadi pemain pelapis di Al-Gharafa FC. Ia kemudian dipinjamkan ke Muaither SC untuk mendapatkan lebih banyak menit bermain.
Keputusan ini mendapat banyak kritik dari netizen, yang menyebutnya sebagai karma karena menolak panggilan Timnas Indonesia.
Kontributor : Imadudin Robani Adam