Suara.com - Sepak bola Indonesia tengah dihebohkan dengan banyaknya ‘Gerakan Anti Naturalisasi’ di Timnas Indonesia yang dihembuskan oleh oknum-oknum tertentu.
Gerakan anti naturalisasi ini jadi perbincangan setelah munculnya spanduk di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di bilangan Jakarta.
Dalam spanduk itu, tertulis kalimat menolak program naturalisasi di Timnas Indonesia yang belakangan gencar dilakukan oleh PSSI.
“NATURALISASI BUKAN KAMI….KAMI ANAK KAMPUNG SINI (AKAMSI),” bunyi kalimat di spanduk yang bertuliskan nama sebuah organisasi, yakni Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI).
Baca Juga: Momen Berkelas Maarten Paes, Selamatkan FC Dallas dari Potensi Kebobolan 6 Gol
Sontak spanduk itu menjadi obrolan netizen setelah diunggah oleh akun X (Twitter) @Endragnwn dan disebarkan di berbagai media sosial seperti Instagram.
Banyak netizen mengecam kalimat dalam spanduk itu dan meminta pihak berwajib untuk mengusut dalang dari propaganda anti naturalisasi itu.
“Ada dalangnya ini kalo berani terang terangan begini, yang pasti berduit,” bunyi komentar akun @m*****j_ di Instagram.
“Cari siapa dalang di balik banner itu kita kasih salam olahraga,” bunyi komentar akun @k******id.
“Pasti di belakang ini ada dalangnya,” bunyi komentar akun @t****o.
Baca Juga: Pelatih Timor Leste Sebut Timnas Indonesia dan Yaman Punya Kesamaan, Soroti Jens Raven
Gerakan anti naturalisasi ini sejatinya berlangsung sejak lama dan makin masif belakangan ini dengan banyaknya pemain naturalisasi yang ada di Timnas Indonesia.
Hingga artikel ini dibuat, tercatat ada 14 pemain yang dinaturalisasi di era Shin Tae-yong, baik itu pemain keturunan maupun lewat jalur istimewa.
Bahkan nantinya ada lima tambahan pemain naturalisasi baru lagi untuk Timnas Indonesia, yakni Mees Hilgers, Eliano Reijnders, Dion Markx, Tim Geypens, hingga Mauresmo Hinoke.
Karena maraknya naturalisasi ini lah, muncul gerakan anti naturalisasi yang kini mulai terlihat lewat spanduk ataupun ucapan dari beberapa tokoh.
Terbaru, ada sosok Hifni Hasan yang secara blak-blakan mengkritik naturalisasi di hadapan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, pada acara Santini Jebreeet Media Award.
“Pertama, saya mau berbicara tentang Coach Shin Tae-yong. Jadi, saya ini orang yang paling keras untuk masalah naturalisasi,” kata anggota Komite Eksekutif NOC Indonesia itu.
“Saya coba memberitahu kepada beliau, jangan terlalu banyak pemain naturalisasi dibawa ke tubuh sepak bola Indonesia,” lanjutnya.
Sementara itu, pro kontra soal naturalisasi pun mendapat atensi Shin Tae-yong. Pelatih berusia 53 tahun itu menyebut adanya pemain naturalisasi membuat Timnas Indonesia naik level.
Shin Tae-yong bahkan meminta publik Indonesia, terutama yang kontra naturalisasi, memiliki pandangan luas terkait adanya pemain naturalisasi di tim nasional.
“Ada yang bilang ini menyusahkan pemain lokal, tapi tolong jangan salah sangka, kalau kita bisa naik ranking FIFA sampai top 50, sepakbola Indonesia tidak akan gampang runtuh,” kata Shin Tae-yong.
“Tolong lihat dari sudut pandang yang lebih besar, jangan yang kecil,” lanjutnya, dikutip dari akun @transfer.bola di Instagram.
(Felix Indra Jaya)