Suara.com - Rafael Struick, ujung tombak Timnas Indonesia, resmi merapat ke Brisbane Roar. Namun fakta menarik liga Australia bukan yang terbaik.
Keputusan pemain berusia 21 tahun ini untuk meninggalkan Ado Den Haag dan berlabuh di A-League tentu menarik perhatian para pecinta sepak bola tanah air.
Menariknya, Struick memilih untuk mengenakan nomor punggung 7 di klub barunya.
Angka yang identik dengan pemain-pemain bintang dan diharapkan mampu membawa keberuntungan.
Baca Juga: Fakta Menarik di Balik Nomor 7 Shin Tae-yong untuk Rafael Struick di Brisbane Roar
Ambisi sang pemain pun tertuang jelas dalam pernyataannya, di mana ia bertekad memberikan kontribusi maksimal baik dalam mencetak gol maupun menciptakan peluang bagi rekan-rekannya.
Namun, keputusan Struick untuk berkarier di Australia ini memunculkan sejumlah pertanyaan.
Pasalnya, kualitas A-League jika dibandingkan dengan liga-liga top Eropa, seperti Belanda, masih terbilang jauh.
Dalam peringkat terbaru AFC, kompetisi sepak bola tertinggi Australia ini bahkan berada di bawah Thai League 1.
Banyak yang berpendapat bahwa dengan tetap bertahan di Ado Den Haag, Struick berpotensi menarik minat klub-klub besar Eropa.
Baca Juga: Justin Hubner: Main di Liga 1 Indonesia Bukan Ambisi Saya
Terlebih lagi, pemain muda berbakat seperti dirinya tentu menjadi incaran banyak tim-tim papan atas.
Meski demikian, kepindahan ke Brisbane Roar juga memiliki sejumlah keuntungan.
Salah satunya adalah jarak antara Australia dan Indonesia yang relatif dekat. Hal ini memungkinkan Struick untuk lebih sering bergabung dengan Timnas Indonesia dan memperkuat lini serang Garuda.