Dilansir dari berbagai sumber, Witan lahir di keluarga yang sederhana. Diketahui, sang ayah, Humaidi, adalah penjual sayur keliling.
Karena latar belakang keluarganya itu, Witan sempat kesulitan mengasah kemampuan sepak bolanya di sekolah sepak bola (SSB).
Saat kecil, Witan mengasah keterampilannya di kampungnya. Hingga akhirnya saat ia menginjak bangku SMP, ia pun bisa masuk ke SSB Galara Utama di Palu.
Usai lulus SMP, Witan memberanikan diri untuk merantau guna membuka jalannya untuk bisa menjadi pesepak bola profesional.
Hal ini kemudian didukung oleh keluarganya yang membiayainya untuk berlatih dan bermain di SKO Ragunan pasca dirinya lolos dalam seleksi.
Dari dukungan kedua orang tuanya ini lah, Witan pun berhasil mencuri perhatian di SKO Ragunan hingga berhasil menembus Timnas Indonesia kelompok umur besutan Indra Sjafri.
Sejak saat itu, nama Witan pun melambung di kancah sepak bola nasional dan membuatnya menjadi salah satu idola pecinta sepak bola Tanah Air.
Meski sudah berstatus bintang, Witan pun tak serta merta menanggalkan kesederhanaan yang pernah ia rasakan saat masih kecil.
Dalam satu momen, Witan pernah pulang ke Palu dan dijemput dengan mobil Pick Up atau mobil bak terbuka di bandara pasca menjuarai SEA Games 2023 Kamboja.
Baca Juga: Ranking FIFA Timnas Indonesia Melejit, Gusur 8 Negara
Tak hanya itu, Witan juga tak berpenampilan glamor bak bintang lainnya. Saat di rumah, ia bahkan menggunakan sarung dan bermain lato-lato.