Suara.com - Peristiwa tak mengenakkan mewarnai laga sepak bola putra PON 2024 antara Aceh dan Sulawesi Tenggara. Pertandingan yang berlangsung sengit itu harus berakhir dengan catatan buruk setelah seorang wasit menjadi korban kekerasan dari salah satu pemain.
Eko Agus Sugih Harto, sang pengadil lapangan, harus dilarikan ke rumah sakit setelah kepalanya terkena pukulan dari Muhammad Rizky Saputra, pemain bernomor punggung 15 dari tim Sulteng. Insiden memalukan ini terjadi pada menit ke-97, tepat ketika laga memasuki masa injury time.
Sebelum insiden tersebut, pertandingan sudah berjalan cukup panas. Kartu merah bertebaran, protes keras dari kedua tim silih berganti, dan suasana di stadion memanas.
Puncaknya adalah keputusan wasit memberikan hadiah penalti untuk Aceh yang membuat pemain Sulteng tak terima dan akhirnya melampiaskan emosinya dengan tindakan anarkis.
Baca Juga: Wasit PON 2024 Dipukul Pemain, Netizen Beri Respons Mengejutkan
Dengan kekalahan telak ini, Sulawesi Tenggara harus angkat koper lebih awal dari PON 2024. Sementara itu, Aceh berhak melaju ke babak semifinal setelah drama yang begitu panjang.
Kemenangan dramatis ini tentu menjadi suntikan semangat bagi tuan rumah untuk terus berjuang meraih prestasi terbaik.
Insiden pemukulan wasit ini menjadi sorotan utama dalam ajang PON kali ini. PSSI dipastikan akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku kekerasan untuk memberikan efek jera.
Selain itu, kejadian ini juga menjadi pengingat penting tentang pentingnya menjaga sportivitas dalam dunia olahraga.
Siapa Eko Agus Sugih Harto?
Baca Juga: BREAKING NEWS! Wasit PON 2024 Dibogem Pemain hingga Masuk Rumah Sakit
Eko Agus Sugih Harto, wasit yang menjadi korban kekerasan dalam laga Aceh vs Sulteng, bukanlah nama asing di dunia sepak bola Indonesia.
Pria berusia 39 tahun ini merupakan wasit berlisensi A Nasional dan aktif memimpin pertandingan di Liga 2.
Selain menjadi wasit, Eko Agus Sugih Harto juga berprofesi sebagai guru olahraga di salah satu SMP di Sumatera Selatan.
Kronologi Lengkap Pertandingan
Laga antara Aceh dan Sulawesi Tenggara sejak awal memang sudah berjalan dengan tempo tinggi.
Kedua tim saling jual beli serangan dan tidak ingin menyerah begitu saja.
Namun, tensi pertandingan mulai meningkat setelah Sulawesi Tenggara berhasil unggul lebih dulu di babak pertama.
Aceh yang tertinggal terus berupaya mengejar ketertinggalan. Namun, berbagai upaya yang mereka lakukan selalu kandas.
Hingga akhirnya, pada menit-menit akhir pertandingan, drama terjadi. Wasit memberikan hadiah penalti untuk Aceh yang kemudian dieksekusi dengan sempurna.
Tidak terima dengan keputusan wasit, pemain Sulteng melakukan protes keras. Puncaknya adalah aksi kekerasan yang dilakukan Rizki Saputra terhadap wasit Eko Agus Sugih Harto.