Suara.com - Kisah bek legendaris Timnas Indonesia, Alexander Pulalo, yang dulu sempat berjaya di masa muda, namun menjadi sopir dan kerja serabutan di masa tua.
Alexander Pulalo merupakan salah seorang bek legenda di kancah sepak bola Indonesia. Bahkan ia dulunya merupakan salah satu pemain yang mampu menembus tim nasional.
Pria kelahiran Jayapura pada 8 Mei 1973 itu memiliki karier cemerlang, di mana ia pernah membela klub-klub besar di Indonesia.
Sebagai contoh, Alex, sapaannya, pernah membela PSM Makassar, Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema Malang, dan sederet klub lainnya.
Baca Juga: Sosok Linda Tombeng, Ibu Mees Hilgers yang Berdarah Manado
Bersama PSM Makassar dan Arema Malang, ia pernah meraih prestasi membanggakan yakni menjuarai Liga Indonesia musim 1999/2000 dan menjuarai Copa Indonesia 2005 dan 2006.
Karier apiknya itu kemudian membawa namanya ke panggung tim nasional, di mana pemain berjuluk Si Kancil ini mengoleksi 8 caps bersama tim Merah Putih.
Kiprahnya yang melegenda di masa jayanya sebagai pemain tersebut nyatanya tak membuat Alex Pulalo ikut berjaya di masa tua.
Selepas gantung sepatu, Alex Pulalo justru merasakan perjuangan berat untuk hidup, di mana ia menjadi sopir dan bahkan kerja serabutan.
Jadi Sopir di Jakarta
Baca Juga: Calvin Verdonk: Saya Berekspektasi Lebih Saat Lawan Australia
Dikutip dari siniar di kanal YouTube Sport77 Official, Alexander Pulalo menceritakan momen dirinya menjadi sopir di Jakarta.
Saat itu, ia ditanya oleh host mengenai kebenaran kisah itu. Alex Pulalo kemudian mengamini, di mana ia bekerja sebagai sopir di salah satu stasiun televisi swasta.
“Iya benar,” kata Alex Pulalo. “Itu pertama saya lamar saya pikir di kantor kerjanya. Pas sampai itu, pas di terima, ternyata di bagian Driver,” lanjutnya.
“Akhirnya saya mikir, jalan-jalan di Jakarta kan jalan-jalan kecil-kecil ga begitu hafal. Akhirnya ya daripada nganggur, saya terima aja,” cetusnya.
Saat menjadi sopir, Alex Pulalo menuturkan bahwa kantornya tak mengetahui bahwa dirinya merupakan mantan pemain Timnas Indonesia.
Tapi setelah masuk kerja, dirinya langsung dikenali sebagai mantan pemain, sehingga dirinya juga ikut mengisi acara Sport di stasiun televisi itu.
“Awalnya mereka ga tahu. Tapi pas masuk kerja, mereka tahu semua. Jadi kerja sambil ada acara Sport kadang saya diundang,” ungkap Alex Pulalo.
Dilansir dari berbagai sumber, banyak yang menyebut bahwa Alex Pulalo memiliki gaji pas-pasan selama bekerja sebagai sopir.
Tak mengherankan jika kemudian dirinya kerap bekerja lembur guna mencari tambahan untuk menghidupi keluarganya.
Malangnya, saat Pandemi Covid-19 lalu, Alex Pulalo tak memiliki pekerjaan, sehingga dirinya bekerja serabutan untuk menghidupi keluarganya.
Sejatinya banyak pertanyaan mengapa Alex Pulalo tak bergelut di dunia sepak bola dengan menjadi pelatih pasca gantung sepatu, sesuai dengan bidang yang ia kuasai.
Usut punya usut, untuk menjadi pelatih diperlukan biaya besar, sehingga Alex Pulalo memilih berkarier di luar lapangan hijau guna menyambung hidup.
Meski demikian, Alex Pulalo sempat menjadi pelatih untuk sebuah Sekolah Sepak Bola di Jakarta usai keluar dari pekerjaannya sebagai sopir.
Tercatat dirinya pernah menjadi pelatih SSB Bintang Fajar di Sawangan dan SSB Evano di Jakarta Selatan.
(Felix Indra Jaya)