Mereka harus hidup di kamp-kamp interniran.
Tragedi paling memilukan adalah meninggalnya ibu nenek Maarten saat berada di kamp pengungsin Jepang.
"Nenek saya kehilangan ibunya (buyut Maarten Paes) saat perang. Meski begitu, beliau selalu berbicara dengan penuh hormat tentang Indonesia. Beliau sangat mencintai negara ini," kenang Maarten Paes.
Kisah pilu sang nenek inilah yang menginspirasi Maarten Paes untuk membela Timnas Indonesia.
Dengan menjadi WNI, Maarten merasa telah menghormati jasa dan pengorbanan neneknya.