Hampir sama dengan kisah pesepak bola yang menjadi bintang, Andik Vermansah berangkat dari bawah hingga akhirnya menjadi idola banyak orang.
![Winger Bhayangkara FC, Andik Vermansah (kanan) dan pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster (tengah) dalam jumpa pers jelang laga kontra Persik Kediri. Jumpa pers dihelat di Kantor KONI Kota Kediri, Kamis (5/3/2020). [Suara,com / Usman Hadi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/05/49159-andik-vermansah-paul-munster.jpg)
Dikutip dari laman Persebaya 1927, Andik dulunya adalah seorang penjual es saat kecil. Ia berjualan es di Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya.
Andik mengaku bahwa ia berjualan es di stadion saat Persebaya Surabaya bertanding. Kala itu, ia berjualan es pada saat masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar (SD).
Bahkan dikutip dari sumber yang sama, Andik juga sempat menjadi loper koran. Semua itu dilakukan semata-mata karena latar belakang ekonomi keluarganya.
Beruntung Andik punya talenta luar biasa di sepak bola. Bermula dari Persebaya Junior, ia berhasil masuk tim PON Jawa Timur di PON 2008.
Saat itu, PON Jawa Timur berhasil meraih medali emas di cabang olahraga sepak bola.
Tak ayal, pintu untuk berkarier sebagai pesepak bola kian terbuka bagi Andik.
Dari sanalah, Andik kemudian masuk tim utama Persebaya dan melambungkan namanya hingga dilirik tim Malaysia seperti Selangor FA dan Kedah FA.
Tak hanya tim Malaysia, Andik bahkan sempat dilirik tim Eropa dan juga berkarier bersama tim-tim luar negeri di Amerika Serikat dan Jepang. Seperti apa kisahnya?
Baca Juga: 48 Negara Siarkan Timnas Indonesia vs Australia, Tapi Malaysia dan Vietnam Absen: Panaskah?
Dibidik dan Trial di Luar Negeri