Berdasarkan data BPS Tahun 2024 ada 99,14 ribu jiwa orang miskin di Blora.
Ia lahir pada 21 Desember 2001 di keluarga yang jauh dari kata mampu.
Hal ini bisa terlihat dari pekerjaan yang dilakoni kedua orang tuanya.
Dilansir dari akun TikTok @Lisda_mayanti, ibu Arhan bekerja sebagai penjual sayur keliling dan sang ayah bekerja sebagai pekerja serabutan.
Meski kedua orang tuanya tak berpenghasilan besar, Arhan tetap mendapat dukungan masif untuk mengejar cita-citanya di lapangan hijau.
Dikutip dari sumber yang sama, dikisahkan bahwa sang ibu pernah rela meminjam uang ke orang lain demi membelikan Arhan sepatu dan berlatih sepak bola di sebuah sekolah sepak bola di Blora.
Melihat perjuangan orang tuanya itu, Arhan pun membalasnya dengan menghadiri setiap sesi latihan di sekolah sepak bola tersebut.
Bahkan dalam suatu kisah, Arhan pernah kesulitan untuk memiliki peralatan guna berlatih.
Alhasil, orang tuanya tetap menyokongnya dengan menjual barang-barang di rumah.
Kini, pengorbanan kedua orang tuanya pun berbuah manis. Arhan menjadi salah satu bintang lapangan hijau yang memiliki penghasilan tinggi.