Kisah Sven Goran Eriksson Gembleng Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy, Hasilnya 'Edan' untuk Timnas Indonesia

Selasa, 27 Agustus 2024 | 13:23 WIB
Kisah Sven Goran Eriksson Gembleng Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy, Hasilnya 'Edan' untuk Timnas Indonesia
Pelatih timnas Filipina Sven Goran Eriksson [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Legenda pelatih dunia Sven Goran Eriksson punya hubungan baik dengan Indonesia, bahkan secara langsung dengan para pemain Timnas Indonesia. Namun pelatih legendaris yang namanya begitu lekat dengan sepak bola Eropa, telah menghembuskan napas terakhirnya.

Meski begitu, semangat dan kontribusinya dalam dunia si kulit bundar, khususnya bagi sepak bola Indonesia, akan selalu dikenang.

Eriksson, sosok pelatih bertalenta yang pernah menukangi sejumlah klub top Eropa, termasuk Sampdoria, meninggalkan jejak yang begitu dalam dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Selama menukangi Il Sampdoria pada periode 1992 hingga 1997, Eriksson memimpin tim yang dihuni sederet bintang seperti Roberto Mancini, Sinisa Mihajlovic, dan Attilio Lombardo.

Baca Juga: 4 Pemain Abroad yang Tak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia Lawan Arab Saudi dan Australia

Keterlibatan Sampdoria dalam program pembinaan usia dini PSSI membuka peluang bagi para pemain muda Indonesia untuk menimba ilmu di Italia.

Dua nama yang paling menonjol saat itu adalah Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy, yang berkesempatan berlatih bersama para pemain bintang dunia.

Pelatih timnas Filipina Sven Goran Eriksson [AFP]
Pelatih timnas Filipina Sven Goran Eriksson [AFP]

Puncaknya, pada tahun 1994, Sampdoria melakukan tur ke Asia, termasuk Indonesia.

Pertandingan persahabatan melawan Timnas Indonesia di Stadion Teladan Medan pada tahun 1996 menjadi momen bersejarah.

Tim Garuda berhasil meraih kemenangan mengejutkan 2-1 atas tim yang diperkuat oleh Roberto Mancini dan kawan-kawan.

Baca Juga: Dicuekin STY, Nasib Gelandang Keturunan Wonosobo Rp 6,08 Miliar Ini Makin Buruk, Hanga Pasaran Anjlok di Liga Denmark

Pelatih Sabah FA Kurniawan Dwi Yulianto (kiri) dan pesepakbola Sabah FA Rawilson Batuil, dalam jumpa pers turnamen pramusim Piala Gubernur Jawa Timur 2020 Grup B, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). ANTARA/Vicki Febrianto.
Pelatih Sabah FA Kurniawan Dwi Yulianto (kiri) dan pesepakbola Sabah FA Rawilson Batuil, dalam jumpa pers turnamen pramusim Piala Gubernur Jawa Timur 2020 Grup B, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (10/2/2020). ANTARA/Vicki Febrianto.

Kemenangan ini tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri bagi sepak bola Indonesia.

Kemenangan tersebut tidak hanya membanggakan, tetapi juga menjadi bukti kualitas para pemain muda Indonesia.

Eriksson, yang terkesan dengan penampilan anak-anak asuhnya, kemudian merekomendasikan Kurniawan dan Kurnia Sandy untuk bergabung dengan Sampdoria.

Kurnia Sandy. (Andri Irwanza Humardhani)
Kurnia Sandy. (Andri Irwanza Humardhani)

Sayangnya, hanya Kurnia Sandy yang berhasil bergabung, namun impiannya untuk bermain di Serie A harus kandas karena kendala administrasi.

Meskipun demikian, pengalaman berharga yang diperoleh Kurniawan dan Kurnia Sandy selama di Italia menjadi bukti bahwa pemain Indonesia tidak kalah kualitas dengan pemain-pemain top dunia.

Nama Sven Goran Eriksson akan selalu dikenang sebagai sosok yang telah membuka jalan bagi para pemain Indonesia untuk berkiprah di level internasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI