Suara.com - Arema FC mencapai final Piala Presiden 2024 dan akan bertemu Borneo FC di Stadion Manahan, Solo, pada Minggu (4/8/2024).
Pertandingan ini tidak mudah, tetapi Arema punya mental juara di turnamen pramusim.
Empat pemain Arema FC membidik gelar keempat Piala Presiden. Siapa saja mereka?
Baca Juga: 2 Statistik Ngeri Borneo FC Jelang Tantang Arema FC di Final Piala Presiden 2024
Di Piala Presiden 2024, Dendi bukan lagi pilihan utama di sayap kanan, posisinya digantikan oleh pemain baru Salim Tuharea yang lebih cepat dan bertenaga di usia 22 tahun.
Dendi hanya bermain sebagai pengganti di babak penyisihan grup dan duduk di bangku cadangan saat semifinal.
Meski jadi pelapis, Dendi tetap berkontribusi dengan menjaga situasi tim tetap cair.
Pemain 34 tahun ini juga membagikan tips untuk tampil prima di turnamen pramusim, terutama dalam menjaga kondisi karena jadwal Piala Presiden yang padat.
Di lapangan, Dendi punya karakter berbeda, bisa mengatur tempo permainan dari sayap kanan dan sering berpindah posisi menjadi gelandang.
Baca Juga: Kalah atau Menang Lawan Persis Solo, Persija Tetap Dapat Hadiah Lebih dari Rp1 Miliar
Meski tidak secepat dulu, dia bermain lebih tenang dan ini menular ke rekan-rekannya.
Berbeda dengan Piala Presiden 2017, 2019, dan 2022, Dendi sering menjadi pemain utama.
Pada 2017, dia mencetak 2 gol. Pada 2019, dia tampil dalam 7 pertandingan dan membuat 3 assist.
Pada 2022, dia tampil dalam 8 pertandingan dan membuat 1 assist.
Di Piala Presiden 2024, Dedik tidak selalu menjadi pilihan utama di lini depan Arema. Padahal, beberapa musim terakhir, ia adalah striker utama.
Dari empat pertandingan kali ini, ia dua kali jadi starter dan dua kali sebagai pengganti, mencetak satu gol di fase grup melawan Madura United.
Posisi Dedik kini tergeser oleh dua pemain asing, Charles Lokolingoy dan Dalberto. Dedik baru masuk jika salah satu dari mereka kehabisan tenaga.
Meski begitu, Dedik sudah mengoleksi tiga medali juara Piala Presiden.
Pada 2017, kontribusi Dedik masih minim karena Arema memiliki banyak pemain hebat seperti Esteban Vizcarra dan Cristian Gonzales.
Namanya baru melejit pada 2019 dengan menyumbangkan empat gol dari enam pertandingan.
Sayangnya, pada 2022, ia hanya tampil empat kali tanpa mencetak gol, karena saat itu Arema memiliki striker asing, Abel Camara, dan Dedik hanya menjadi pelapis.
Performanya kurang stabil dalam beberapa tahun terakhir. Itu membuatnya hanya jadi pelapis di Piala Presiden 2024.
Rafli bermain tiga kali dari bangku cadangan. Untungnya, masih ada satu assist yang dibuatnya saat melawan Madura United di penyisihan grup.
Perlu diketahui, Rafli merupakan pemain termuda Arema di Piala Presiden 2017. Waktu itu usianya baru 18 tahun dan masuk duduk di bangku SMA.
Dia hanya jadi pelengkap ketika Arema pertama kali jadi juara Piala Presiden.
Baru pada tahun 2019, dia sudah jadi salah satu pilihan di lini tengah. Rafli bermain lima pertandingan. Tapi, dia tak bisa mencetak gol maupun assist.
Sedangkan di 2022 lalu, Rafli tampil dalam 6 pertandingan dan mencetak 1 gol. Harusnya, di usia 25 tahun permainannya lebih matang.
Namun, saat ini posisi gelandang serang jadi milik gelandang asing, Wiliam Marcilio.
4. Ahmad Alfarizi
Alfarizi masih menjadi pilihan utama di sisi kiri pertahanan Singo Edan meski usianya 34 tahun.
Sebagai kapten tim, ia bertanggung jawab memimpin rekannya di final.
Ini bukan pertama kalinya Alfarizi bermain di final sebagai kapten; ia juga memimpin tim pada final 2017 dan 2022.
Pada 2019, Hamka Hamzah menjadi kapten, dan Alfarizi belajar banyak darinya tentang kepemimpinan.
Dulu dikenal pendiam, Alfarizi kini bertanggung jawab membentuk kekompakan tim.
Beberapa pemain asing baru mengaku terbantu beradaptasi lebih cepat berkat komunikasinya dengan Alfarizi dalam sesi latihan.
Kontributor : Imadudin Robani Adam