Infografis
Suara.com - Publik Indonesia tengah dibuat gusar dengan aksi Australia memanggil Matthew Baker untuk Kualifikasi Piala Asia U-17 2025, aksi membajak ternyata sudah lama dilakukan Negeri Kanguru.
Rebutan pemain muda berbakat, itulah yang sedang terjadi pada negara terhadap pesepak bola dengan kewarganegaraan ganda.
Jika Indonesia biasanya harus berselisih dengan Belanda, kali ini Tanah Air harus bersinggungan dengan Australia soal pemain keturunan.
Jelang Kualifikasi Piala Asia U-17 2025, Australia tiba-tiba memanggil pemain muda yang sebelumnya pernah bermain untuk Timnas Indonesia U-16.
Baca Juga: 3 Bek Kiri yang Bisa Gantikan Mathew Baker jika Pindah Bela Australia
Sontak hal itu menimbulkan polemik, publik Tanah Air tersengat meski yang dilakukan Australia terbilang sah-sah saja di mata hukum.
Meski begitu perbuatan Australia membajak pemain keturunan Indonesia ini bukan kali ini saja terjadi, jauh sebelum ini sudah pernah dilakukan.
Berikut pemain keturunan Indonesia yang dibajak Australia.
Massimo Corey Luongo
Eks pemain Queens Park Ranger, berposisi gelandang kelahiran 25 September 1992 ini diketahui memiliki keturunan Indonesia.
Baca Juga: 3 Fakta Matthew Baker, Bek Timnas Indonesia yang Dipanggil Australia U-17
Meski begitu Massimo Luongo lebih memilih membela Timnas Australia, pemain kelahiran Sydney ini mengawali karier di APIA Leichhardt Tigers.
Sebelum hijrah ke Inggris bergabung Tottenham Hotspur, sempat dipinjamkan ke Ipswich Town tahun 2013, sebelum bermain di Queens Park Rangers.
Luongo terpilih sebagai pemain terbaik Piala Asia saat digelar di Australia pada Januari 2015 lalu sekaligus membawa negaranya meraih gelar juara.
Matthew Baker
Satu pemain keturunan Indonesia lain yang coba dibajak Australia adalah Matthew Baker dan saat ini tengah mengguncang publik dalam negeri.
Matthew Baker dipanggil memperkuat Timnas Australia U-16 untuk Kualifikasi Piala Asia U-17 2025, tentu hal ini memunculkan respons.
Mulai dari netizen, pemain, pelatih hingga pemangku kebijakan sepak bola Indonesia memberikan respons masing-masing.
Meski begitu, respons yang paling bijak adalah membiarkan sang pemain memilih, mengingat tindakan yang dilakukan Australia sah dan tidak melanggar aturan.
Kontributor: Eko
