Kisah Nenek Maarten Paes Pernah Jadi 'Korban' Perang Dunia II, hingga Ditawan Kamp Pengungsian

Irwan Febri Suara.Com
Jum'at, 26 Juli 2024 | 11:00 WIB
Kisah Nenek Maarten Paes Pernah Jadi 'Korban' Perang Dunia II, hingga Ditawan Kamp Pengungsian
Maarten Paes dan neneknya yang jadi motivasi dirinya membela timnas Indonesia. (Instagram/@maartenpaes)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maarten Paes ternyata memiliki seorang nenek yang pernah jadi korban Perang Dunia II, hal itu menjadi salah satu alasan kiper Dallas FC ingin membela Timnas Indonesia.

Maarten Paes sebenarnya sudah menyandang status WNI, namun proses perpindahan federasi dari KNVB Belanda ke PSSI Indonesia masih terkendala karena riwayatnya.

Riwayat bermain Maarten Paes di Kualifikasi Piala Eropa U-20 2021 lalu jadi penyebabnya, meski begitu PSSI masih mengusahakan sosoknya hadir di Timnas Indonesia.

Meski begitu, jika dilihat dari jadwal sidang di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), hingga Oktober 2024 tidak ada agenda sidang dengan nama Maarten Paes.

Baca Juga: Pemain Timnas Kroasia Sanjung Maarten Paes yang Gemilang di FC Dallas

Hal ini sempat jadi perbincangan publik Amerika Serikat pecinta sepak bola, khususnya Major League Soccer (MLS) dan fan Dallas FC.

"Peralihan untuk memenuhi syarat bermain dengan Timnas Indonesia masih bergantung pada proses banding FIFA yang sedang dipertimbangkan CAS," tulis MLS.

"Sebab, Maarten Paes mewakili Belanda di tingkat junior, dan pertanyaan apakah ia terikat dengan negara tersebut bergantung kepada penafsiran bahasa yang rumit di Statuta FIFA," imbuh mereka.

Terlepas dari itu, ada salah satu faktor kuat yang membuat Maarten Paes bersedia membela Timnas Indonesia.

Hal ini karena kisah masa lalu sang nenek, yang merupakan korban dari Perang Dunia II dan sempat diasingkan.

Baca Juga: Ramadhan Sananta Buktikan Ketajaman usai Tak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia

Saat Perang Dunia II berlangsung, Indonesia berada dalam jajahan Belanda, sementara saat itu nenek Paes yang merupakan seorang Blijvers.

Pendatang dari Eropa dan menetap di Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, hal ini disampaikan langsung Maarten Paes.

Pecahnya perang membuat nenek Paes yang saat itu masih berusia 5 atau 6 tahun menjadi tawanan dan dibawa hingga kamp pengungsian.

"(Nenek saya) lahir dan tinggal di sana (Indonesia) selama lima, enam tahun," ucap Paes dalam video yang diunggah kanal YouTube resmi Dallas FC.

"Lalu, ada Perang Dunia II pecah dan kemudian selama beberapa tahun dia berada di kamp-kamp Spanyol-Jepang. Itu adalah bagian dari sejarah dan dia bersyukur atas waktunya di sana (Indonesia), terutama sebelum perang," lanjutnya.

"Saat perang dia kehilangan ibunya (buyut Maarten Paes). Dia hormat pada bangsa dan negara dan itu berpengaruh besar ke saya, jadi itulah mengapa ada penghargaan untuknya," imbuhnya.

Di usianya yang masih 26 tahun, demi memberi penghormatan kepada neneknya, Paes pun berhasrat untuk bisa menjadi bagian dari Timnas Indonesia.

Kontributor: Eko

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI