Stadion Final Euro 2024 Olimpiade Berlin: Tempat Lahir Skandal Besar di Sepak Bola

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 13 Juli 2024 | 17:47 WIB
Stadion Final Euro 2024 Olimpiade Berlin: Tempat Lahir Skandal Besar di Sepak Bola
Stadion Final Euro 2024 Olimpiade Berlin: Tempat Lahir Skandal Besar di Sepak Bola [Instagram @olympiastadionberlin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Spanyol akan menantang Inggris di partai final Euro 2024. Partai Spanyol vs Inggris akan berlangsung pada Minggu (14/7) waktu setempat atau Senin (15/7) pukul 02.00 WIB di Stadion Olimpiade Berlin.

Laga final Euro 2024 Spanyol vs Inggris akan dipimpin oleh wasit kontroversial asal Prancis, Francois Letexier.

Dikutip dari laman resmi UEFA, Letexier akan dibantu oleh dua asisten wasit, Cyril Mugnier dan Mehdi Rahmouni. Keduanya berasal dari Prancis.

Sementara wasit keempat berasal dari Polandia, Szymon Marciniak. Sedangkan wasit VAR ialah Massimiliano Irrati dibantu asisten dari Prancis, Willy Delajod.

Baca Juga: Klenik Jelang Spanyol vs Inggris: La Furia Roja Percaya Jersey Retro

Jadwal Lengkap Final Euro 2024 Spanyol vs Inggris: Head to Head dan Link Streaming [Instagram Euro 2024]
Jadwal Lengkap Final Euro 2024 Spanyol vs Inggris: Head to Head dan Link Streaming [Instagram Euro 2024]

Artikel ini bukan untuk membahas kinerja wasit Letexier yang menimbulkan 'dendam' bagi suporter Indonesia. Namun untuk mengulas sejarah Stadion Olimpiade Berlin.

Stadion berkapasitas 71 ribu penonton ini selama perhelatan Euro 2024 telah memainkan 5 pertandingan.

Pertama laga Spanyol vs Kroasia di grup B pada 15 Juni 2024 yang berakhir untuk kemenangan La Furia Roja. Kedua, laga Polandia vs Austria dari grup D pada 21 Juni 2024.

Ketiga, pertandingan Belanda vs Austria dari grup D pada 25 Juni 2024. Di laga ketiga ini, Austria menang 3-2 atas Belanda.

Selanjutnya Swiss vs Italia pada 29 Juni 2024 dan terakhir babak perempat final yang mempertemukan Belanda vs Turki pada 6 Juli 2024.

Baca Juga: Jelang Final Euro 2024, Keluarga Pemain Inggris Sengsara: Harga Sewa Jet Sampai Rp363 Juta

Olimpiade Berlin Tempat Lahir Skanda Sepak Bola

Stadion Olimpiade Berlin dibangun pada 1934 dan selesai dua tahun kemudian. Pada 1 Agustus 1936, stadion ini dibuka untuk umun.

Sepanjang sejarahnya, stadion ini sudah dua kali dilakukan renovasi. Pertama pada 1974 dan terakhir pada 2000 untuk keperluan Piala Dunia 2004.

Sepanjang sejarah berdirinya, stadion ini rupanya pernah menjadi saksi lahirnya skandal besar di sepak bola ajang Olimpiade.

Di era 1930-an, ajang Olimpiade memiliki tingkat populer seperti Piala Dunia saat ini. Pada Olimpiade 1936, di babak perempatfinal cabor sepak bola muncul skandal besar.

Saat itu, Peru bertemu Austria. Spanyol yang saat itu difavoritkan meraih emas Olimpiade 1936 absen akibat Perang Saudara.

Akhirnya hanya Peru, satu-satunya negara yang gunakan bahasa Spanyol tampil di Olimpiade 1936. Di era itu, Peru diperkuat salah satu legenda mereka, El Mago Valdivieso.

Olympiastadion - Shutterstock
Olympiastadion - Shutterstock

Untuk sampai ke Berlin, skuat Peru kala itu naik kapal laut dan melalui perjalanan yang melelahkan. Skuat Peru saat itu berjumlah 60 orang.

Skuat Peru tiba di Italia dan melanjutkan perjalanan darat menuju Berlin. Sayangnya begitu tiba di Berlin, mereka mendapat perlakuan rasisme.

Saat itu, Jerman sedang dikuasa Adolf Hitler dan Nazi. Begitu tiba di Berlin, skuat Peru yang semuanya tak bisa baca tulis itu mendapat hinaan karena postur tubuh mereka yang kecil dan hitam.

Pada 8 Agustus 1936, Peru melawan Austria di Olimpiade Berlin. Wasit yang memimpin adalah Thoralf Kristiansen dari Norwegia.

Peru kala itu sempat tertinggal dua gol namun mampu come back dengan mencetak 5 gol, sayang tiga gol mereka dianulir dengan alasan tak jelas.

Peru akhirnya mampu menang 4-2 dan lolos ke babak semifinal. Dari sinilah skandal dimulai.

Pada 10 Agustus 1936, delegasi Peru mendapat informasi bahwa laga harus diulang. Alasan pengulasan laga itu karena pihak Austria melaporkan mendapat intimidasi dari pendukung Peru.

Laporan dari media Inggris, Daily Sketch di tahun itu menyebutkan bahwa intimidasi itu ialah sejumlah warga Peru mendatangi pemain Austria dengan menggunakan senjata dan pisau. Namun laporan ini diabaikn oleh pihak FIFA dan Komite Olimpiade.

Pihak Peru sontak saja tak terima. Di ibu kota Peru, Lima, seperti dilansir dari Marca, pecah kerusuhan. Orang Peru yang marah merusak atribut Olimpiade dan menyerang rumah mewah milik orang Jerman.

Keputusan kontroversial ini menimbulkan masalah sosial, politik dan ekonomi. Di pelabuhan Peru, para pekerja mogok dan menolak bongkar muat kapal milik Jerman.

Dikutip dari sejumlah sumber, Joseph Goebbles yang jadi menteri Propaganda Nazi berkunjung ke Kedutaan Besar Peru di Berlin. Ia memberikan kompensasi berupa laga uji coba Peru melawan Jerman.

Dari lobi politik ini, Austria pada akhirnya melangkah ke final melawan Polanda namun mereka kalah 1-3. Skuat Peru pulang dari Berlin sehari setelah laga final.

Mereka menghabiskan waktu tiga hari di Paris sebelum melanjutkan perjalanan kapal laut menuju ke Lima. Tiba di Lima, mereka disambut bak pahlawan.

Sampai saat ini masih jadi teka teki, mengapa pihak komite Olimpiade memutuksan laga ulang. Selain itu, laga ulangan pun tak pernah dihelat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI