Suara.com - Wasit asal Prancis, Francois Letexier, ditunjuk untuk memimpin final Euro 2024 antara Timnas Spanyol vs Inggris. Sang pengadil ternyata punya hubungan buruk dengan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Duel Spanyol vs Inggris akan berlangsung di di Olympiastadion, Berlin. Pertandingan akan kick-off pada Senin (15/7/2024) dini hari WIB dikutip dari Sky Sports.
Francois Letexier akan dibantu oleh dua asisten wasit, Cyril Mugnier dan Mehdi Rahmouni untuk memimpin pertandingan besar ini.
Szymon Marciniak dari Polandia akan menjadi ofisial keempat, sementara Jerome Brisard dari Prancis bertugas sebagai wasit VAR, didukung oleh asisten VAR Willy Delajod (Prancis) dan Massimiliano Irrati (Italia).
Baca Juga: Momen Pertandingan Jay Idzes vs Tijjani Reijnders, Bang Jay Dibikin Tantrum
Francois Letexier pernah menjadi sorotan di Indonesia. Dia adalah sosok yang memimpin laga playoff Olimpiade 2024 di mana skuad Garuda U-23 takluk 0-1 dari Guinea U-23 pada 9 Mei lalu di Stade Pierre Pibarot, Clairefontaine, Prancis.
Pernah Usir Shin Tae-yong
Francois Letexier memberikan dua penalti kontroversial kepada Guinea U-23, yang menghasilkan gol dan mengakhiri harapan Timnas Indonesia U-23 untuk lolos ke Olimpiade Paris.
Pada menit ke-18, Algassime Bah dari Guinea U-23 terjatuh di kotak penalti Timnas Indonesia U-23, dan Letexier langsung menunjuk titik putih.
Padahal, tayangan ulang menunjukkan bahwa tidak ada pelanggaran yang jelas oleh Witan Sulaeman.
Baca Juga: Cerita Justin Hubner Nyaris Gabung Bologna, tapi Akhirnya Ditikung Wolverhampton Wanderers
Algassime Bah tampaknya tersandung sendiri di luar kotak penalti Timnas Indonesia U-23 ketika hendak menerima umpan dari rekan setimnya, namun Letexier memutuskan itu sebagai pelanggaran di dalam kotak penalti.
Francois Letexier mempertahankan keputusannya memberikan dua penalti kontroversial ini.
Keputusan ini menimbulkan protes keras dari pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, yang merasa tidak adil terhadap timnya.
Karena hal ini STY mendapatkan kartu merah yang kemudian menjadikan kartu merah ini menjadi salah satu kartu merah paling kontroversial yang pernah didapatkan Indonesia.
Kontributor : Imadudin Robani Adam