Suara.com - Timnas Australia U-16 sedang memikirkan cara untuk mengalahkan Timnas Indonesia U-16 di semifinal Piala AFF U-16 yang akan digelar di Stadion Manahan Solo, Senin (1/7/2024) pukul 19.30 WIB.
Timnas Indonesia U-16 tampil dominan di Grup A, memenangkan semua dari tiga laga dan meraih sembilan poin. Mereka mengalahkan Singapura 3-0, Filipina 3-0, dan Laos 6-1.
Kemenangan beruntun ini membuat Australia ekstra waspada, terutama karena Timnas Indonesia U-16 akan mendapat dukungan langsung dari ribuan suporter.
Pelatih Australia, Bradley John Maloney, menyadari tantangan ini dan menyatakan bahwa mereka harus bekerja keras.
Baca Juga: Timnas Indonesia Disebut Pengamat Asing Bisa Lanjut ke Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Timnas Indonesia U-16 bertekad untuk menang demi misi menjadi yang terbaik, setelah sebelumnya menjadi juara pada 2018 dan 2022.
Kesuksesan I Putu Panji Apriawan dan tim akan melengkapi prestasi Indonesia, yang telah lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan mencapai semifinal Piala Asia U-23 2024 di Qatar.
Pelatih Nova Arianto diperkirakan akan menurunkan semua pemain terbaiknya, termasuk tiga bek andalan di lini belakang.
1. Fabio Azka Irawan
Lemparan ke dalam Fabio Azka Irawan, mengingatkan kita pada Pratama Arhan. Bocah Lampung ini menebar teror di kotak penalti lawan dan berperan besar dalam sukses Timnas Indonesia U-16 di fase grup.
Baca Juga: 2 Fakta Menarik Australia U-16 Jelang Lawan Timnas Indonesia U-16 di Semifinal Piala AFF U-16 2024
Kelahiran 29 Februari 2008, Fabio adalah bek modern yang aktif membantu serangan. Fisik dan staminanya yang luar biasa membuatnya sering berpindah posisi.
Aslinya bek sayap kanan, Fabio juga bisa bermain di sayap kiri. Kemampuan duel udara dan tekelnya akan membuat penyerang Australia kewalahan.
2. Dafa Zaidan El Fikri
Tenang namun menghayutkan, itulah ciri khas Dafa Zaidan El Fikri, bocah kelahiran 27 Oktober 2008. Pemain muda Persis Solo ini selalu percaya diri dalam setiap duel, tak pernah gentar menghadapi lawan.
Ketenangannya dalam mengantisipasi serangan terlihat apik sepanjang fase grup, membantu Garuda Muda meraih tiga kemenangan.
Meski posturnya hanya 161 cm, Dafa sangat tangguh dalam duel satu lawan satu. Pergerakannya lincah dan prinsip ngototnya membuatnya menjadi pemain bertahan yang ditakuti lawan.
3. Mathew Baker
Dalam dua laga fase grup, penampilan Mathew Baker begitu memukau, mencuri hati pendukung Tim Garuda dengan permainan sepenuh hati.
Matthew dengan lincah menjalankan instruksi Nova Arianto dengan sempurna, mampu bermain di berbagai posisi seperti bek tengah atau gelandang bertahan. Di Melbourne City, dia juga berperan sebagai bek sayap.
Pemain blasteran Indonesia-Australia ini dikenal muda, berbahaya, dan sulit menyerah. Dengan kecerdasan taktisnya, Matthew dapat menjadi ancaman nyata bagi penyerang lawan.
Dengan pengalamannya di Australia, Matthew Baker memiliki pengetahuan untuk mengunci pergerakan striker-striker lawan dengan efektif.
Kontributor : Imadudin Robani Adam