Suara.com - 1000 orang dengan latar belakang bekerja di lingkungan DPR dan DPRD dilaporkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terjerat judi online.
Judi online faktanya memang menjerat siapa saja, tak mempedulikan latar belakang pekerjaan dan sosial. Di dunia sepak bola, jeratan judi online bahkan membuat pemain hidup melarat dan bangkrut.
Cerita pemain kelas dunia yang terjerat praktik judi bukan hal baru. Uang yang mereka kumpulkan saat masih aktif bermain bola raib begitu saja karena terjebak judi.
Sosok Lee Hendrie misalnya. Eks pemain Aston Villa ini terlilit utang hingga properti miliknya harus disita. Padahal saat masih bermain untuk Aston Villa, ia dibayar 30 ribu poundsterling per pekan.
Baca Juga: Pinjamkan Rekening untuk Judi Online, Bisa Kena 6 Tahun Penjara!
Jika dikonversi di tahun ini, Lee Hendrie mendapatkan Rp623 juta dengan nilai kurs 1 poundsterling sebesar Rp20.796.
Judi membuat uang yang dikumpulkan Lee Hendrie sirna begitu saja. Ia pun depresi hingga membuatnya pernah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak lima sampai enam kali.
Bagaimana Lee Hendrie tidak depresi, ia mengaku pernah kehilangan uang 10 juta poundsterling karena judi.
"Itu mengerikan bagi saya. Saya di kondisi sangat kesulitan. Itu menjadi waktu tersulit dalam hidup saya," ujar Lee seperti dilansir dari Expressandstar.
"Itu terlalu berat buat saya," ujar pemain yang mencoba bunuh diri pada 2010 dan 2011.
Baca Juga: Berstatus Mahasiswi, Selebgram Cantik di Bogor Endorse Situs Judi Online Cuma buat Bayar Kosan
Di tahun 2010, Lee tercatat bermain untuk klub Liga Primer Indonesia, Bandung FC. Sayang ia gagal total dan malah membuatnya semakin trauma.
Pada 2012, Lee kembali mendapat cobaan berikutnya, ia divonis bangkrut dan memiliki utang sebesar 193.808 poundsterling atau sebesar Rp4 miliar lebih.
"Yang membuat saya kesal, judi membuat uang saya terbuang begitu saja. Saya sebelumnya memiliki harta dan kaya namun semua runtuh begitu saja," cerita Lee.
Kondisi mirip juga dialami oleh eks pemain Persebaya, Eric Djemba-djemba. Judi jadi salah satu penyebab Djemba-djemba hidup melarat di akhir karier sepak bolanya.
Djemba-djemba yang pernah bermain di Manchester United dinyatakan bangkrut pada 2007. Padahal saat membela Red Devils, Djemba-djemba mendapat bayaran 75 ribu poundsterling per bulan.
Dilansir dari Daily Star, Djemba-djemba oleh pengadilan Birmingham divonis bangkrut. Menurut mantan agennya, Djemba-djemba yang bergelimang harta di usia muda menjadi tidak bijak mengelola keuangan.
"Sulit mengelola uang. Sekarang saya sudah dewasa, saya telah belajar. Saya selalu percaya kepada Tuhan dan Dia membuka mata saya," ungkap Djemba-djemba.
Pada 2015, CEO Persebaya saat itu, Gede Widiade mengumumkan Bajul Ijo suskes merekrut Djemba-djemba. Namun sama seperti Lee Hendrie, karier Djemba-djemba tak berlangsung sukses.