Besar di Belanda, Kisah Ragnar Oratmangoen Jalani Hidup dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW, Minimal Melakukan Hal Ini...

Selasa, 25 Juni 2024 | 14:56 WIB
Besar di Belanda, Kisah Ragnar Oratmangoen Jalani Hidup dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW, Minimal Melakukan Hal Ini...
Penyerang sayap Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen. [dok. PSSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ragnar Oratmangoen, pemain muda Timnas Indonesia, menyimpan keunikan yang jarang diketahui publik.

Besar di Belanda, Ragnar Oratmangoen ternyata seorang muslim yang taat dan menjalankan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Hal itu dia ceritakan dalam obrolan di podcast Sport77.

Awalnya Ragnar Oratmangoen cerita sebagai anak yang lahir dan besar di Belanda, ia memiliki kaki kanan dominan, sebuah kelebihan krusial dalam sepak bola.

Baca Juga: Potret Rumput SUGBK Dibongkar, Ditanam Ulang Demi Pertandingan Timnas Indonesia

Penyerang sayap FC Groningen, Ragnar Oratmangoen saat main untuk Fortuna Sittard di musim 2023/2024 dengan status pinjaman. [IG Fortuna Sittard]
Penyerang sayap FC Groningen, Ragnar Oratmangoen saat main untuk Fortuna Sittard di musim 2023/2024 dengan status pinjaman. [IG Fortuna Sittard]

Dalam kesehariannya, Ragnar Oratmangoen adalah seorang kidal. Namun Ragnar justru lihai bermain bola dengan kaki kanan.

"Saya bagus di kaki kanan. Tapi tahukah kamu saya menulis menggunakan tangan apa?" tanya Ragnar dalam podcast Sport77 Official.

Bahkan saat makan, Ragnar Oratmangoen tetap menggunakan kanan kanan yang dia percaya sebagai sunnah Nabi Muhammad SAW.

"Saya hanya bisa menulis pakai tangan kiri. Tapi untuk makan saya pakai tangan kanan, sunnah," lanjutnya.

Makan menggunakan tangan kanan merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW yang dianjurkan bagi umat Islam.

Baca Juga: Shin Tae-yong Masih Sakit Jelang Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Begini Kondisi Terakhirnya

Dalam podcast itu Ragnar Oratmangoen juga cerita kemampuannya di sepak bola itu tak lepas dari latihan keras yang dijalani Ragnar sejak usia 9 tahun.

"Pada usia 9 tahun saya sudah harus latihan 4 kali seminggu, dan 1 kali bertanding. Jadi 5 hari dalam seminggu bersama bola," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI