Suara.com - Striker Persis Solo, Ramadhan Sananta berpotensi tak hanya dikepung pemain impor di Timnas Indonesia tetapi juga di klubnya. Dia pun buka suara terkait situasi itu.
Timnas Indonesia belakangan mulai diperkuat para pemain keturunan yang dinaturalisasi di era kepelatihan Shin Tae-yong.
Posisi striker turut diinvasi para pemain impor ini lewat Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen.
Sananta dan beberapa striker lokal seperti Dimas Drajad mulai kehilangan tempat khususnya di skuad senior Garuda.
Saat Garuda menghadapi Irak dan Filipina dalam dua laga sisa Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Sananta tak dilirik Shin Tae-yong.
Nyatanya, situasi gempuran pemain impor tak hanya akan terjadi di Timnas Indonesia. Keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menambah jumlah pemain asing di Liga 1 menjadi sebabnya.
Setiap tim peserta Liga 1 2024-2025 direncanakan bisa merekrut sampai delapan pemain asing, meski hanya 5+1 yang boleh tampil bersamaan.
Situasi itu membuat peluang pemain lokal tak terkecuali yang berperan sebagai striker, untuk mendapat menit bermain kian terancam.
Sananta menyoroti perubahan regulasi itu. Meski posisi terancam oleh gempuran pemain impor, dia menegaskan tak akan menyerah dan ingin bekerja keras untuk tetap mendapatkan tempat utama di tim.
Baca Juga: OTW Naik Kelas, Pemain Keturunan Indonesia Seharga Rp230 Miliar Dibidik West Ham United
"Saya harus bekerja lebih keras," kata Ramadhan Sananta di Kawasan Pondok Indah, Jakarta, Jumat (15/6/2024).
"Motivasi diri saya untuk menjadi lebih baik lagi."
Belum diketahui pasti kapan Liga 1 musim depan akan berlangsung. Regulasi soal delapan pemain asing juga belum diumumkan secara resmi PT LIB selaku operator.
Selama jeda kompetisi, Sananta saat ini hanya berlatih secara mandiri sambil menunggu jadwal Persis Solo kembali menggelar latihan bersama jelang Liga 1 2024-2025.