Suara.com - Timnas Indonesia kalah 0-2 dari Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup F di Gelora Bung Karno, Kamis (06/06). Gol Irak dicetak oleh Aymen Hussein dan Ali Jasim.
Kekalahan ini tak mengejutkan karena performa Indonesia tidak bagus, dengan rata-rata nilai pemain hanya 6,06.
Meski gagal meraih poin, laga ini memberikan banyak pelajaran bagi Skuad Garuda.
Berikut tiga pelajaran yang didapat Timnas Indonesia dari kekalahan ini.
Evaluasi Performa Jordi Amat
Jordi Amat bermain kurang bagus dalam laga ini, bukan pertama kalinya dia gagal tampil optimal untuk Timnas Indonesia.
Faktor usia 32 tahun mungkin mempengaruhi kecepatan dan responsnya.
Amat kini bermain di Johor Darul Tazim di Malaysia, yang mungkin tidak seintens liga-liga top Eropa, sehingga performanya menurun.
Meskipun masih layak masuk timnas, Shin Tae-yong perlu mencari alternatif lain sebagai pilihan utama di jantung pertahanan.
Finising Masih Belum Bagus
Dalam pertandingan ini, Indonesia memiliki delapan tembakan, tetapi hanya satu yang tepat sasaran.
Satu tembakan melenceng dan enam lainnya diblok oleh pemain Irak.
Jumlah tembakan on target Indonesia sangat kurang. Dengan lebih banyak tembakan tepat sasaran, mungkin Indonesia bisa mencetak gol.
Selain akurasi tembakan, kualitas peluang juga perlu ditingkatkan.
Pemain Irak berhasil mengadang serangan-serangan berbahaya dengan nilai expected goals (xG) tinggi.
Timnas Indonesia harus membenahi skema serangan untuk meningkatkan nilai xG dan peluang mencetak gol.
Masih Aja Bikin Kesalahan Sendiri
Pertandingan melawan Irak menjadi pameran blunder Skuad Garuda.
Jordi Amat mendapat kartu merah dan Ernando Ari melakukan pelanggaran, contoh kesalahan penggawa Indonesia.
Kesalahan paling mencolok adalah saat Ernando Ari gagal menerima bola back-pass menjelang akhir babak kedua, berujung gol kedua Irak.
Kesalahan memang bagian dari sepak bola, tetapi harus ada upaya untuk meminimalisirnya.
Kontributor : Imadudin Robani Adam