Suara.com - Media Vietnam turut menyoroti isu konflik yang terjadi antara pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dengan pemainnya, Elkan Baggott. Karier bek berusia 22 tahun itu di tim nasional disebut sudah tamat.
Elkan Baggott kembali jadi pembicaraan setelah Shin Tae-yong menyampaikan jawaban yang mengisyaratkan adanya konflik antara keduanya.
Juru taktik asal Korea Selatan itu tidak memanggil Elkan Baggott jelang Timnas Indonesia menghadapi dua laga sisa Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kontra Irak dan Filipina.
Dari 22 pemain yang dipanggil, nama Elkan Baggott tidak tertera. Di sisi lain, sang pemain justru terlihat berlibur ke Maladewa dan terbaru ke New York, Amerika Serikat.
Absennya Elkan Baggott diduga terjadi karena sang pemain tidak memberikan respons ketika dipanggil Shin Tae-yong untuk laga playoff Olimpiade 2024 kontra Guinea pada awal Mei lalu.
Saat itu, Shin Tae-yong meminta awak media untuk menanyakan sendiri kepada Elkan Baggott alasan tidak merespons panggilan Timnas Indonesia.
Kini, Shin kembali memberi isyarat bahwa Elkan Baggott dan dirinya mungkin memiliki masalah saat menjawab pertanyaan wartawan usai memimpin latihan Timnas Indonesia di Lapangan B, Senayan, Jakarta pada Selasa (28/5/2024).
"Mungkin kalian bisa tanyakan langsung ke Elkan Baggott. Dia yang lebih tahu," kata Shin Tae-yong.
Situasi itupun menjadi sorotan tak hanya media lokal tetapi internasional, salah satunya Vietnam yakni Soha.
Mereka bahkan menyebut karier Elkan Baggott di Timnas Indonesia terancam tamat. "Dengan sikap tak disiplin, bintang Indonesia mendapat "akhir pahit" dari penilaian pelatih Shin Tae-yong," tulis Soha.
Selama melatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memang tidak segan untuk mencoret dan bahkan mem-blacklist pemain yang dianggap melanggar aturannya.
Sebelumnya, terdapat empat pemain yang dihukum dan hingga kini tak lagi dipanggil Shin Tae-yong karena masalah indisipliner maupun tak merespons atau menolak saat di panggil ke tim nasional. Mereka adalah Ramai Rumakiek, Osvaldo Haay, Nurhidayat Haji Haris dan Rifad Marasebessy.