Suara.com - Timnas Indonesia di ambang pencapaian bersejarah. Dua laga krusial di bulan Juni 2024, melawan Irak dan Filipina, menjadi kunci untuk lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Kemenangan atau seri kontra Irak sudah cukup, dan peluang lolos semakin terbuka jika Vietnam gagal meraih poin penuh di laga mereka.
Namun, lolos ke putaran ketiga bukan tanpa konsekuensi. Jadwal padat menanti Timnas di bulan September, Oktober, dan November 2024. Dua matchday putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia diselingi dengan dua laga ASEAN CUP 2024.
Jadwal padat ini menghadirkan dilema bagi Shin Tae-yong. Di satu sisi, lolos ke Piala Dunia adalah mimpi besar bagi sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Syarat Timnas Indonesia Lolos Putaran Tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Irak
Di sisi lain, turnamen Piala AFF juga menjadi ajang bergengsi di Asia Tenggara.
Status Timnas sebagai kandidat juara ASEAN CUP 2024 kian menguat setelah performa gemilang mereka belakangan ini.
Namun, jadwal padat bisa menjadi batu sandungan.
Salah satu solusi potensial adalah pembagian tim. Shin Tae-yong bisa memilih pemain terbaik untuk fokus di Kualifikasi Piala Dunia, sementara tim pelapis bertanding di ASEAN CUP 2024.
Meskipun terkesan ideal, solusi ini bukan tanpa risiko. Kualitas tim pelapis perlu diuji dan dimaksimalkan dalam waktu singkat.
Prioritas utama tentu adalah lolos ke Piala Dunia, sebuah pencapaian monumental bagi sepak bola Indonesia. Namun, peluang untuk meraih trofi AFF juga tak boleh disia-siakan.
Dilema ini menjadi ujian sesungguhnya bagi Shin Tae-yong. Bagaimana dia meramu strategi dan memaksimalkan potensi pemain untuk meraih dua mimpi sekaligus?